Netanyahu Pertimbangkan Rencana Evakuasi Warga Sipil Gaza Utara dan Pembatasan Bantuan

Kontributor: Ali Azhar
Editor: M. Rifat

14 Oktober 2024 14:03 14 Okt 2024 14:03

Thumbnail Netanyahu Pertimbangkan Rencana Evakuasi Warga Sipil Gaza Utara dan Pembatasan Bantuan Watermark Ketik
Suasana di Gaza, Palestina. (Foto: Wikimedia Commons)

KETIK, SURABAYA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mengkaji rencana untuk membatasi bantuan kemanusiaan ke Gaza utara sebagai upaya menekan militan Hamas.

Menurut laporan The Associated Press (AP), Rencana yang diusulkan oleh sekelompok pensiunan jenderal kepada Netanyahu dan parlemen Israel itu, jika dilaksanakan, dapat berdampak pada ratusan ribu warga Palestina yang tidak mau atau tidak mampu meninggalkan rumah mereka.

"Rencana tersebut akan memberikan waktu satu minggu kepada warga Palestina untuk meninggalkan sepertiga bagian utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza, sebelum mendeklarasikannya sebagai zona militer tertutup," tulis AP, mengutip salinan rencana yang diberikan oleh arsitek utamanya.

Menurut rencana tersebut, mereka yang tetap tinggal akan dianggap sebagai kombatan dan tidak diberi makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.

Belum ada keputusan dari pemerintah untuk sepenuhnya melaksanakan apa yang disebut "Rencana Jenderal" tersebut. Ketika ditanya apakah perintah evakuasi di Gaza utara menandai tahap pertama dari rencana itu, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani membantah.

"Kami belum menerima rencana seperti itu," ujarnya kepada AP.

Namun, seorang pejabat yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa beberapa bagian dari rencana tersebut telah diimplementasikan, tanpa menyebutkan bagian mana.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Washington menentang rencana apapun yang akan membawa pendudukan Israel secara langsung di Gaza.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengkhawatirkan potensi dampak rencana tersebut terhadap warga sipil. Mereka menilai rencana itu kemungkinan besar akan membuat warga sipil kelaparan dan bertentangan dengan hukum internasional.

Sejauh ini, hanya sedikit warga Palestina yang mengindahkan perintah evakuasi terbaru. Beberapa di antaranya sudah tua, sakit, atau takut meninggalkan rumah mereka.

"Semua warga Gaza takut dengan rencana tersebut," kata Jomana Elkhalili, seorang pekerja bantuan Palestina berusia 26 tahun untuk Oxfam yang tinggal di Kota Gaza, kepada AP.

Serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, menyatakan bahwa setidaknya 400.000 orang terjebak di Gaza utara. "Dengan hampir tidak adanya persediaan bahan makanan, kelaparan menyebar," tulisnya.

Pasukan Israel telah memutus jalan antara Kota Gaza dan daerah-daerah yang lebih jauh ke utara, sehingga menyulitkan orang-orang untuk melarikan diri, menurut keterangan dua dokter di utara kepada AP. (*)

Tombol Google News

Tags:

Palestina Israel Perbatasan Utara Palestina