KETIK, SURABAYA – Di sudut kawasan Surabaya, sebuah rumah menjadi saksi perjuangan seorang ibu muda membangun mimpinya dari nol.
Dialah Asti (59) pemilik Nisrina Hijab, sebuah brand lokal yang kini dikenal luas oleh kalangan muslimah urban.
Di tengah pandemi COVID-19 yang mengguncang perekonomian, Asti tak menyerah. Ia memilih beradaptasi, dan digitalisasi menjadi jalan keluar dari ancaman gulung tikar.
Awal Mula Nisrina Hijab
Bermula dari menjadi reseller sebuah brand terkenal, Asti memikirkan agar bisa memiliki brand sendiri untuk membantu ekonomi keluarga, Asti memulai usahanya pada tahun 2008.
"Berusaha untuk produksi sendiri, awalnya saya izin dengan Zoya, diperbolehkan Zoya dengan pegang brand ini, lalu selanjutnya kita membesarkan Nisrina 2008," jelasnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Asti mengungkap, awalnya dia berfokus pada toko offline di beberapa mal besar di Surabaya, karena pada saat itu tren hijab sedang ramai diperbincangkan.
'Mulai produksi sendiri, akhirnya saya punya 20 toko, kebanyakan di mal tokonya," paparnya.
Produk yang dipasarkan oleh Brand Nisrina Hijab adalah berupa hijab basic yaitu manset, ciput, kerudung segi empat dan masih banyak yang lain.
"Nisrina itu awalnya kerudung basic sama dengan Zoya. Produksinya 1000an, bahannya sampai 1 ton. Dibuat di Bandung," jelas Wanita Kelahiran Malang ini.
Pada saat itu, Asti mengungkap dirinya sudah memiliki 50 reseller yang tersebar, kebanyakan pelangganya dari luar daerah seperti Solo, Malang dan Gresik.
"Produk andalan manset hijab basic. hampir 5000 sampai 6000 pcs per bulan terjual," terang Asti.
Di tahun 2017, Asti mencoba mengenal aplikasi penjualan online yaitu Shopee pada saat itu dirinya masih asyik berjualan kerudung secara offline.
Asti menyebut kebanyakan pelangganya merupakan wanita paruh baya yang menyukai berbelanja ke tempat secara langsung dibanding hanya melihat model dari etalase foto.
Pandemi Menyerang
Saat pandemi, Asti mengungkap yang awalnya memiliki 20 toko offline, dirinya terpaksa harus menutup 17 tokonya karena adanya lockdown saat COVID-19.
"Waktu pandemi dari 20 toko langsung tutup 17 toko, hingga menumpuk stok setiap toko di rumah saya, sampai nggak bisa lewat," tutur Asti.
Adanya layanan penjualan secara online ini, membuat kebangkitan untuk Asti agar terus mempertahankan Nisrina Hijab.
"Penjualan 60 persen dari Shopee, satu hari sekitar ratusan paket terkirim," terang Asti.
Adanya penjualan secara online ini, Asti mengungkapkan dirinya sebetulnya kurang memahami alur penjualan secara online. Maka dari itu ia memberikan kuasa pada Nisrina Paramstri (25) yang merupakan putrinya.
"Dia (Nisrina) yang lebih paham, jadi dia yang mengatur semuanya sekarang, mulai dari promosi sampai mengatur stok," terang Asti.
Asti mengungkap, meskipun penjualannya menurun pasca pandemi tetapi setelah pandemi dirinya mengaku lega karena saat ini sudah tidak memiliki hutang untuk usahanya ini.
"Jadi saya berpesan ke anak saya, kalau mau usaha tidak usah pinjam ke bank, pakai uang sendiri saja," jelas Asti.
Dampak Penjualan Online
Mengenai dampak yang ditimbulkan karena penjualannya dari Shopee, Nisrina menambahkan saat ini usahanya terus bertahan hingga dilirik oleh Pihak Shopee sebagai brand yang memiliki penjualan yang baik dibandingkan brand yang lain.
"Sehari kirim 50 paket, puncaknya 400 paket, satu paket kadang pembeli beli lebih dari 1 kerudung," tutur Lulusan Ilmu Komunikasi Unair ini.
Nisrina menjelaskan puncak penjualan kerudung pada saat Ramadan, karena penjualannya naik hingga 100 persen.
"Pas Ramadan sehari 100 paket, paling jauh dikirim sampai Malaysia dan Aceh," paparnya.
Saat ini, Nisrina terus menggencarkan penjualan secara online melalui live shopping hingga memiliki omzet Rp25 juta per bulan.
"Efeknya live terus ada orderan kalau Shopee bersih ya ada Rp25 juta per bulan, alhamdulillah sekarang lancar, jumlahnya lancar," terang Mahasiswa S2 Unair ini.
Untuk bisnis fashion, Nisrina mengungkapkan pihaknya harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tetapi yang paling diburu adalah hijab model basic.
"Kebutuhan masyarakat masih belum membaik, adaptasi terus, model dan mengikuti anak muda," pungkasnya.(*)