Pameran "Jejak Rasa", Ketika Seni Rupa Menggugah Kenangan Lewat Visual "Makan"

19 Juni 2025 09:07 19 Jun 2025 09:07

Thumbnail Pameran "Jejak Rasa", Ketika Seni Rupa Menggugah Kenangan Lewat Visual "Makan"
Dafa Dwi (kanan) menjelaskan kepada pengunjung makna dari karyanya bernama 'Untuk Apa Kita Hidup?', Rabu, 18 Juni 2025.  (Foto Dok Panita Mikrobait)

KETIK, BATU – Mahasiswa Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya (UNESA) angkatan 2023 menggelar pameran seni bertajuk "Jejak Rasa" di Galeri Raos, Kota Batu.

Pameran berlangsung mulai 15 Juni 2025 hingga 20 Juni 2025 yang mengusung tema kuratorial “Makan”.

Pameran ini menyuguhkan refleksi subjektif para seniman terhadap pengalaman hidup, budaya dan kebutuhan manusia yang paling mendasar: makan.

Kurator pameran, Margianto Dhimas, menjelaskan bahwa tema “Makan” dipilih karena sarat makna simbolik dan relevansi kontekstual.

“Tema ini kami angkat sebagai metafora dari asupan artistik dan pengalaman estetis beragam. Setiap karya adalah bentuk realitas baru yang lahir dari proses kreatif individual, namun dikumpulkan dalam satu ruang menyatukan keberagaman geografis, budaya dan subyektivitas," ujarnya.

"Tema 'Makan' dalam konteks ini bukan hanya aktivitas biologis, tapi juga simbol pertemuan makna dan memori kolektif,” tambah Margianto Dhimas.

Pameran ini menghadirkan puluhan karya dari mahasiswa angkatan 2023 serta beberapa dosen yang mengeksplorasi berbagai medium 2D, 3D, instalasi, dan new media yang masing-masing menarasikan pengalaman pribadi maupun kolektif melalui persepsi terhadap makan.

Foto Suasana luar gedung Galeri Raos Batu yang ramai pada malam hari (Dok.Ilham Maulana P.) 18/06/2025Suasana luar gedung Galeri Raos Batu yang ramai pada malam hari. (Foto Dok.Ilham Maulana P)

Mulai dari isu rumah, memori masa kecil, ritual budaya hingga dinamika konsumsi di era modern yang semuanya dibalut dalam pendekatan artistik reflektif.

Salah seorang peserta pameran, Dafa Dwi Saputra, menyatakan bahwa karyanya merupakan refleksi dari kegelisahan pribadi terhadap rutinitas dan pencarian makna dalam kehidupan sehari-hari.

“Karya saya lahir dari dorongan untuk mempertanyakan apakah kita benar-benar hidup atau hanya menjalani hidup secara mekanis. Melalui visual yang repetitif dan simbolik, saya ingin mengajak pengunjung untuk berhenti sejenak dan mendengarkan suara batin mereka sendiri,” ucap Daffa.

Sementara itu, pameran tersebut juga bertujuan menjadi ruang pembelajaran lintas disiplin dan lintas latar belakang.

Tidak hanya terbuka untuk kalangan akademik, kegiatan ini menyasar masyarakat umum, pelajar, hingga komunitas seni lokal agar turut terlibat dalam apresiasi seni rupa secara aktif.

Foto Suasana di dalam Galeri Raos Batu yang menampilkan beberapa karya 2D dan 3D yang terpampang indah (Dok.IlhamMaulana P.) 18/06/2025Suasana di dalam Galeri Raos Batu yang menampilkan beberapa karya 2D dan 3D yang terpampang indah, Rabu, 18 Juni 2025. (Dok.IlhamMaulana P)

Selama pameran berlangsung, pengunjung juga disuguhi berbagai kegiatan pendukung seperti workshop membuat tenun, gantungan kunci kayu dan buket kreatif, serta acara musik dan kuratorial tour.

Seluruh kegiatan terbuka untuk publik dan bertujuan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni rupa kontemporer.

Dengan partisipasi penuh dari mahasiswa dan dukungan dosen, pameran ini tidak hanya menjadi ruang ekspresi artistik, tetapi juga wahana pembelajaran kolaboratif yang mempererat komunitas seni rupa di UNESA. (*)

Tombol Google News

Tags:

pameran seni Galeri Raos Seni Rupa