KETIK, JAKARTA – Untuk mendukung peningkatan produktivitas, Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Penggunaan AI di BRI telah diterapkan di berbagai bidang salah satunya untuk credit scoring nasabah. Credit scoring merupakan metode penilaian yang digunakan oleh bank untuk menentukan kelayakan kredit bagi nasabah.
Dengan menggunakan teknologi AI, pada bagian ini akan memberikan kemudahan BRI dalam menganalisis profil nasabah.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M Nugraha mengatakan, selain untuk layanan nasabah, AI juga digunakan untuk mendukung operasional, layanan, dan manajemen risiko.
Salah satu fokus utama adalah sistem anti fraud dan analisis risiko yang memungkinkan identifikasi pola melalui big data dari berbagai sumber, termasuk data yang tidak terstruktur.
"Sistem ini digunakan untuk mendeteksi penipuan, mengevaluasi risiko, dan mendukung produk-produk BRI," kata Nugraha, Senin 9 Desember 2024.
Akan tetapi, di balik penerapan teknologi AI di BRI, Nugraha menuturkan hal tersebut tidak akan menggantikan peran manusia. Bagaimanapun, peran manusia tetap diperlukan walaupun banyak bidang yang menggunakan teknologi AI.
"Peran kita akan tetap ada dan justru kita mendapatkan boost dari produktivitas berkat pemanfaatan AI," tambahnya.
Penggunaan AI pada sebuah perusahaan harus memiliki faktor kunci agar implementasinya sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerjanya. Perlunya prinsip kehati-hatian dan governance dalam menggunakan AI agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan.
"Yang pertama adalah seberapa kompleks pekerjaan tersebut dan yang kedua adalah bagaimana kapabilitas individunya, seberapa dalam dan luas pengalaman individu tersebut," pungkasnya.(*)