KETIK, GRESIK – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak hanya berdampak pada pedagang dan peternak khususnya sapi. Penjual nasi dan kopi di sekitar pasar hewan Desa Surowiti, Panceng, Gresik Jawa Timur juga merasakan imbasnya.
Lukiatih, salah satu pedangan nasi dan kopi di pasar hewan Panceng mengeluh warungnya sepi akibat wabah PMK.
"Biasanya yang mampir ke warung sudah langganan untuk sarapan, hari ini sepi. Ini nasi juga gak buat banyak, jadi saya bawah pulang lagi, " katanya, Selasa, 14 Januari 2025.
Sementara, salah satu pedagang dan peternak sapi asal Paciran, Lamongan, Juwari mengaku penjualan sapinya menurun. Ia menduga adanya wabah PMK jadi petani khawatir untuk membeli sapi.
"Harga sapi jenis Limosin biasanya dijual Rp18 juta, turun 10 persen atau Rp1 juta. Sapi yang sawa bawa kondisinya sehat, " terangnya.
Sebelumnya pada Senin 13 Januari 2025, UPT Puskewan Panceng melakukan penyemprotan desinfektan di Pasar hewan Surowiti, Panceng berkolaborasi dengan Petugas dari UPT Puskewan Panceng, Dinas Pertanian Gresik, BPBD Kabupaten Gresik, Polsek Panceng, Koramil Panceng.
Terlihat sejumlah petugas dari UPT Puskewan Panceng aktif sosialisasi dan edukasi pada para pedagang dan peternak di pasar hewan Desa Surowiti, Panceng.
"Kami kemarin bersurat ke Dinas Pertanian Gresik dalam upaya pemberantasan wabah PMK. Salah satunya dengan cara penyemprotan disinfektan dengan berkolaborasi dengan petugas lainya," jelas Kepala UPT Puskewan Panceng Bambang.
UPT Puskesmas Panceng Gresik, diketahui membawahi unit kerja Pasar Hewan Desa Surowiti Panceng, pasar kambing domba Desa Sumorber, pasar kambing domba Desa Lowayu, pasar kambing domba Desa Mentaras.
Saat ini, baru di Pasar Hewan Desa Surowiti Panceng yang sudah dilakukan penyemprotan desinfektan. Untuk Pasar hewan lainnya masih belum.(*)