KETIK, BLITAR – Lapangan Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, mendadak ramai tak seperti biasanya, Minggu, 15 Juni 2025. Bukan karena konser atau kampanye politik, tetapi karena digelarnya Kontes kambing Peranakan Etawa (PE) Jerabang.
Di bawah terik matahari bulan Juni, puluhan kambing PE Jerabang dari berbagai daerah di Jawa Timur beradu pesona di hadapan juri dan penonton yang memadati arena. Event tersebut diadakan dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno.
Para peternak dari tujuh kabupaten/kota di Jawa Timur mengikuti kontes tersebut. Mereka datang tidak hanya membawa kambing-kambing terbaik mereka, tapi juga harapan dan kebanggaan akan profesi yang kerap dipandang sebelah mata.
Ketua DPC PDI Perjuangan, yang juga merupakan Bupati Blitar, Rijanto, dalam sambutannya di tengah riuh suasana, menyampaikan rasa syukurnya atas antusiasme peserta dan pengunjung.
“Ini tadi dapat informasi dari panitia dan pak lurah, pembukaan dari jam 11 siang tadi, nampaknya insya Allah sampe malem nanti acaranya karena peminatnya luar biasa banyak,” katanya sambil tersenyum.
Ia tak sekadar hadir sebagai tamu kehormatan, tapi sebagai sosok yang memahami betul pentingnya keberlanjutan ekonomi rakyat kecil, terutama para peternak kambing di Blitar.
“Kalau kita sering mengadakan acara seperti ini, insya Allah harga kambing pun juga akan bagus. Jadi para peternak akan lebih semangat,” ujar Rijanto, penuh harap.
Bukan tanpa alasan kontes ini digelar di Bulan Juni. Bulan ini memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Indonesia, terutama kader PDI Perjuangan. Juni adalah bulan kelahiran Pancasila, hari lahir sekaligus hari wafatnya sang Proklamator, Bung Karno. Momentum ini, menurut Rijanto, harus dimaknai dengan tindakan nyata.
“Acara ini merupakan rangkaian memperingati Bulan Bung Karno. DPC PDI Perjuangan mengharapkan dengan adanya agenda seperti ini, masyarakat Blitar akan semakin mandiri dalam segi pangan,”jelasnya.
Lebih dari sekadar seremonial, kegiatan ini juga menjadi titik balik semangat para peternak yang sempat terpukul akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda hewan ternak beberapa waktu lalu. Dengan adanya ajang seperti ini, para peternak seolah mendapat suntikan semangat baru.
Diantara para peserta, tampak wajah-wajah penuh semangat — tua muda, laki-laki dan perempuan, bersatu dalam satu semangat: membanggakan ternaknya, menunjukkan hasil jerih payah, dan berbagi pengalaman.
Di sela-sela aroma rumput segar dan suara kambing yang bersahutan, terasa napas gotong royong yang menjadi cita-cita Bung Karno.
Bulan Bung Karno di Blitar tahun ini tak hanya diperingati lewat pidato dan upacara. Ia hidup dalam semangat para peternak, dalam mata berbinar anak-anak yang melihat kambing-kambing unik dan kuat, dan harapan kolektif bahwa kemandirian bangsa bisa dimulai dari ladang, dari kandang, dari desa. (*)
