Bulan Bung Karno, 3 Srikandi PDIP Dorong Perempuan di Jombang Mandiri

11 Juni 2025 23:17 11 Jun 2025 23:17

Thumbnail Bulan Bung Karno, 3 Srikandi PDIP Dorong Perempuan di Jombang Mandiri
Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka dan Sadarestuwati serta Tri Rismaharini saat menghadiri sarasehan bulan Bung Karno di Balai Desa Plandi Kabupaten Jombang, Rabu 11 Juni 2025. (Foto: Syaiful Arif/ketik)

KETIK, JOMBANG – Sejumlah tokoh perempuan nasional berkumpul dalam sarasehan bertajuk “Perempuan Berdaya untuk Indonesia” di Balai Desa Plandi, Kabupaten Jombang, Rabu, 11 Juni 2025. Sarasehan digelar dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno.

Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendorong pemberdayaan perempuan, khususnya dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.

Kegiatan sarasehan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh perempuan inspiratif seperti Tri Rismaharini, Sadarestuwati dan Rieke Diah Pitaloka. Mereka memberikan pandangan, pengalaman, serta motivasi kepada para peserta mayoritas perempuan dari berbagai kalangan, termasuk ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.

Foto Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka dan Sadarestuwati melihat kain batik saat menghadiri sarasehan bulan Bung Karno di Balai Desa Plandi Kabupaten Jombang, Rabu 11 Juni 2025. (Foto: Syaiful Arif/ketik)Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka dan Sadarestuwati melihat kain batik saat menghadiri sarasehan bulan Bung Karno di Balai Desa Plandi Kabupaten Jombang, Rabu 11 Juni 2025. (Foto: Syaiful Arif/ketik)

Mantan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini menekankan pentingnya membangun kemandirian ekonomi di kalangan perempuan. Ia menyampaikan, kondisi ekonomi tidak menentu seharusnya tidak membuat perempuan hanya menunggu bantuan sosial.

“Kalau bisa jadi juragan, kenapa harus jadi pegawai?” ujar Risma, yang kini menjabat sebagai salah satu tokoh penting di PDI Perjuangan.

Menurutnya, perempuan harus memiliki akses terhadap pelatihan keterampilan dan kewirausahaan agar mampu menopang perekonomian keluarga. 

“Kita harus membekali perempuan dengan pelatihan-pelatihan yang konkret. Sehingga mereka bisa berdiri di atas kaki sendiri dan tidak hanya mengandalkan bansos,” tegasnya.

Sementara itu, anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestuwati juga menegaskan pentingnya peran perempuan dalam menghadapi situasi krisis ekonomi.

Ia menyebut bahwa banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan karena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), dan dalam kondisi seperti itu, perempuan memiliki potensi besar untuk ikut membantu.

“Dengan sarasehan dan pelatihan ini, kami ingin mengajak perempuan-perempuan Indonesia untuk bisa mandiri. Jangan hanya bergantung pada suami,” ujar Sadarestuwati.

Menurutnya, pelatihan perempuan harus menjadi agenda prioritas pemerintah dan masyarakat. “Ibu rumah tangga bisa produktif dari rumah. Entah itu menjahit, membuat makanan ringan, atau berdagang online. Yang penting punya semangat untuk berdaya,” ucapnya.

Pada kesempatan itu ia Rieke Dyah Pitaloka turut memberikan perspektif humanis dan menyentuh dari pengalaman pribadinya. Ia mengutip pernyataan Presiden ke-4 RI, Gus Dur, tentang cara menghadapi masalah.

“Permasalahan itu dua. Yang kita anggap masalah padahal bukan, dan yang memang benar-benar masalah. Kalau ada masalah, pasti ada solusinya. Jadi tidak usah dipikirkan terlalu berat,” ucap Rieke.

Ia menceritakan kisah ibunya yang bekerja sebagai tukang pijit refleksi dan penjual jamu godok keliling kampung.

“Saya tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Ibu saya tidak malu keliling kampung jual jamu. Dulu kalau belum laku 10 bungkus nasi uduk, saya belum bisa sarapan,” kenangnya.

Rieke menegaskan bahwa perempuan berdaya bukan hanya soal ekonomi, tapi juga tentang mental yang kuat, berani menghadapi kehidupan dengan percaya diri.

“Saya berharap dari Jombang, lahir perempuan-perempuan hebat yang bisa mengubah nasib keluarganya, lingkungannya, bahkan bangsanya,” tegasnya.

Perempuan Berdaya, Bangsa Kuat

Sarasehan ini menjadi bukti bahwa peringatan Bulan Bung Karno tidak hanya soal mengenang sejarah, tetapi juga menjadi panggung perjuangan aktual, terutama bagi perempuan.

Dengan pelatihan perempuan, motivasi dari para tokoh, serta semangat gotong royong, kegiatan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain.

Melalui forum ini, pesan utama yang digaungkan adalah bahwa perempuan tidak hanya pelengkap dalam rumah tangga, tetapi juga penggerak ekonomi, penyangga kehidupan sosial, dan penentu masa depan generasi bangsa.

“Kalau perempuan tidak berdaya, bagaimana nasib anak-anak dan masa depan bangsa kita?” pungkas Sadarestuwati menutup sarasehan. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Bulan Bung Karno sadarestuwati Tri Rismaharini Rieke Diah Pitaloka perempuan mandiri Jombang