KETIK, SURABAYA – Momentum Hari Ibu 2024 kali ini, di sebuah sudut kota Surabaya yang dulunya dipenuhi tumpukan sampah, kini berdiri Bank Sampah Indah Asri (BIA). Menjadi simbol perubahan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Sosok di balik kesuksesan ini adalah Sriatun, perempuan tangguh yang menginspirasi banyak orang dengan perjuangannya menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan taraf hidup warga sekitar.
Bank Sampah BIA berlokasi di Kecamatan Gubeng, Surabaya, Jawa Timur. Pertama kali dibentuk tahun 2019, Bank Sampah BIA sempat menghentikan kegiatan operasionalnya di tahun 2020 untuk menaati regulasi social distancing saat pandemi.
Sriatun atau biasa dipanggil Atun, memang memiliki panggilan hati untuk melakukan kegiatan sosial sejak 1997.
Atun sudah membaktikan diri membantu sekitarnya dengan mencari donatur untuk menyajikan makanan sehat dan layanan kesehatan sederhana bagi balita dan ibu menyusui, karena akses tersebut masih terpusat di provinsi.
Atun juga tergabung ke dalam relawan Kader Surabaya Hebat (KSH) dengan menjadi bagian dari tim pendamping keluarga dan penggerak PKK.
Ia yang bertugas mencatat transaksi nasabah, berkoordinasi dengan mitra pengepul, serta mengatur jadwal operasional seperti penimbangan dan pelatihan.
Namun, untuk mendorong semangat partisipasi warga, Atun tidak segan untuk terjun langsung melakukan sosialisasi Bank Sampah ke warga sekitar agar mau menjadi nasabah, serta mendampingi pengurus untuk melakukan pemilahan sampah.
Menjadi seorang istri, ibu dari 3 anak, dan eyang dari 2 cucu, Atun selalu memiliki solusi atas tantangan yang dihadapi, khususnya dalam mewujudkan lingkungan bebas sampah.
Atun mengungkapkan menemukan warga yang keras kepala dan enggan memilah sampah dari rumah, sudah menjadi makanan sehari-hari.
Kesabaran dan komunikasi terbuka, merupakan kunci Bu Atun agar dapat setia mengajak warga sekitar untuk turut berpartisipasi.
“Saat sosialisasi, warga yang biasa saya temui adalah ibu-ibu. Mereka adalah kunci perubahan dalam keluarga. Oleh karena itu, sebagai sesama perempuan, saya biasa bicara dari hati ke hati agar pesan yang disampaikan mudah diterima,” ungkap Atun pada Minggu 22 Desember 2024.
Dalam operasional Bank Sampah sendiri, tidak jarang Atun menghadapi keadaan yang tidak nyaman. Seperti menerima sampah dalam keadaan kotor dan belum terpilah dengan baik, sampai mencium bau tidak sedap dan menemukan kecoa dari sampah nasabah.
Dengan pengalaman menunggu pengepul dari siang hingga maghrib untuk memastikan sampah nasabah tiba di tangan yang tepat.
"Itu hanyalah kejadian yang menghibur dan sama sekali tidak menyurutkan perjuangan untuk membesarkan Bank Sampah," paparnya.
Awal membaktikan diri dalam kegiatan relawan, dukungan dari keluarga tidak langsung Atun terima. Suami Atun yang bekerja sebagai security dan montir di bengkel, mengaku pernah keberatan karena Atun terlalu sering meninggalkan rumah karena pekerjaan sosial tersebut.
Ia bercerita begitu juga dengan anak dan menantu Atun yang mengkhawatirkan kesehatan orang tuanya, yang kini memasuki usia lima puluh tahun.
Namun, Atun bisa membuktikan bahwa pelayanannya di bidang persampahan ini tidak mengabaikan tanggung jawabnya di rumah.
"Selain restu, keluarga bahkan kini memberikan dukungan mereka dengan ikut berpartisipasi langsung mengurangi penumpukan sampah," papar Atun.
M. Haical, anak bungsu Atun yang duduk di bangku kelas 4 SD mulai membawa tepak atau wadah makanan dan botol minuman dari rumah untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di sekolah.
"Di rumah, seluruh anggota keluarga terbiasa memisahkan sampah organik dan non-organik. Bahkan, sudah empat tahun terakhir mereka melakukan composting mandiri di rumah dan memberikannya ke tetangga untuk membantu kesuburan tanaman mereka," pungkasnya. (*)
Perjuangan Sriatun Relawan Bank Sampah Surabaya
22 Desember 2024 20:02 22 Des 2024 20:02


Tags:
Hari Ibu 2024 BIA Bank Sampah Indah Asri Sriatun KSH SurabayaBaca Juga:
Fokus Kenyamanan Penumpang, Daop 8 Surabaya Perbaiki Infrastruktur Stasiun GubengBaca Juga:
Wakil Ketua DPRD Surabaya Ajak Perempuan Jadi Pelopor Gaya Hidup Sehat di LingkunganBaca Juga:
Teror Iman dalam Film Horor Religi Dasim Ketika Setan Masuk ke Rumah TanggamuBaca Juga:
Berpura-pura Beribadah, Wanita Ini Malah Curi Uang Persembahan Gereja Bethany SurabayaBaca Juga:
Jika KDM ke Barak Militer, Eri Cahyadi Gembleng Pelaku Tawuran ke Kampung Anak NegeriBerita Lainnya oleh Shinta Miranda

19 Mei 2025 12:14
Lomba Memancing di Surabaya Perebutkan Hadiah hingga Rp600 Juta

19 Mei 2025 11:56
Kanker Usus Ancam Generasi Muda, Dosen Unair Ungkap Gejalanya

18 Mei 2025 21:20
Pakar Unair Sebut Premanisme Muncul Akibat Kurangnya Lapangan Pekerjaan

18 Mei 2025 19:47
DKPP Surabaya Intensif Lakukan Pemeriksaan Penyakit Tersembunyi di Hewan Kurban

18 Mei 2025 17:57
Wardah Kenalkan Serum Khusus untuk Perbaiki Tekstur Kulit

18 Mei 2025 17:15
Fokus Kenyamanan Penumpang, Daop 8 Surabaya Perbaiki Infrastruktur Stasiun Gubeng

Trend Terkini

13 Mei 2025 16:47
Pertama! Wali Kota Madiun Maidi Sulap Bukit Sampah Jadi Destinasi Wisata Piramida Mesir

14 Mei 2025 22:00
Penertiban TikTokers di Jembatan Ampera: Antara Ketertiban dan Potensi Promosi Kota

18 Mei 2025 17:16
Car Free Day Diprotes, Kades Sekitar Stadion Kraksaan Tak Terima

15 Mei 2025 18:25
Dinas Dukcapil Sleman Pindah ke Gedung Baru untuk Tingkatkan Pelayanan

16 Mei 2025 21:01
Innalillahi, Mantan Ketua DPRD Kota Madiun Andi Raya Tutup Usia
Trend Terkini

13 Mei 2025 16:47
Pertama! Wali Kota Madiun Maidi Sulap Bukit Sampah Jadi Destinasi Wisata Piramida Mesir

14 Mei 2025 22:00
Penertiban TikTokers di Jembatan Ampera: Antara Ketertiban dan Potensi Promosi Kota

18 Mei 2025 17:16
Car Free Day Diprotes, Kades Sekitar Stadion Kraksaan Tak Terima

15 Mei 2025 18:25
Dinas Dukcapil Sleman Pindah ke Gedung Baru untuk Tingkatkan Pelayanan

16 Mei 2025 21:01
Innalillahi, Mantan Ketua DPRD Kota Madiun Andi Raya Tutup Usia

