Sabtu, 7 Oktober 2023, saya berkesempatan hadir ke Pondok Pesantren Entrepreneurship Pemuda dan Mahasiswa (Pendawa). Pesantren ini juga dikenal dengan sebutan Lembaga Bina Santri Mandiri (LBSM). Setidaknya, saya sudah tiga kali berkesempatan hadir di pondok yang terletak di Kampung Hambulu, Desa Pondok Udik, RT 02 RW 07, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor-Jawa Barat. Untuk kali ketiga ini, saya hadir dalam kesempatan mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad.
Pondok pesantren ini mengalami pelbagai kemajuan, baik dari sisi pembangunan infrastruktur, praktik kewirausahaan, dan juga dilengkapi dengan asrama dan fasilitas pelatihan yang disebut dengan Pendawa Center. Saya sungguh kagum dengan pesantren yang dirintis oleh sang maestro Kiai Imam Safe’i, sahabat saya yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang terus mengalir menjadikan pesantren ini unik, distingtif, dan berkarakter. Saya akan memaparkan beberapa keunikan pesantren yang didesain di tengah lingkungan alam yang mendukung. Pohon, rumput hijau, kebun, halaman, bangunan klasik, kolam ikan, saung, dilengkapi dengan cafe, menjadikan pesantren ini ibarat surga yang menyediakan pelbagai suguhan kenikmatan, keindahan, dan unsur estetika penuh makna.
Pesantren ini lekat dengan komitmen kemandirian. Para santri mahasiswa berasal dari pesantren perbatasan (daerah 3T), tinggal dan beraktifitas di pesantren ini sambil melanjutkan pendidikan strata satu dan strata dua dengan beasiswa penuh. Para santri mahasiswa di pesantren ini juga dibebaskan dari biaya alias gratis. Hanya saja, mereka dijadwal untuk memasak sendiri. Dapur dan segala perabotannya disediakan oleh pesantren. Hal inilah yang sejatinya membentuk mental para santri.
Tagline Pondok Pesantren Entrepreneurship ini benar-benar terlihat di pesantren ini. Para santri dibekali pelbagai kegiatan kewirausahaan, misalnya menjahit, ada juga yang mengelola cafe, ada yang bertanggungjawab dalam pengelolaan Balai Latihan Kerja (BLK) dengan segala kegiatannya, ada yang bertanggungjawab dalam pengelolaan sayur-mayur, ada pula yang fokus pada pengembangan jaringan ke luar pesantren, dan lain-lain. Sebagaimana yang disampaikan oleh pengasuh pesantren ini, bahwa mengembangkan ekonomi, bukan saja berorientasi pada hasil materi semata, melainkan ekonomi yang juga punya nilai edukasi.
Pesantren ini berhasil menajalankan tiga fungsi yaitu pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Pesantren ini memiliki kegiatan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Pesantren ini juga memiliki unit usaha dan pengembangan bisnis, misalnya café, tanaman hidroponik, layanan menjahit, asrama, dan tempat pemancingan ikan.
Yang menarik, pesantren ini dalam konteks kemandiriannya, mengembangkan kewirausahaan dipadukan dengan nilai entertainmen yakni harus dapat menampakkan aspek seni, estetika, keindahan dan menyenangkan hati. Dengan kata lain, pengembangan aspek entrepreneurship dipadukan dengan pengembangan entertainmen yang memadukan semua unsur-unsur pendidikan, ekonomi, estetika, yang kesemuanya diramu sebagai distingsi dari pesantren Pendawa ini. Kegiatan produktif di pesantren ini nampak dari seluruh aktifitas yang mereka jalani.
Satu hal yang juga menarik, pesantren ini hanya menerima empat puluh mahasiswa yang berasal dari pesantren perbatasan, misalnya dari Nusa Tenggara Timur, ada juga yang berasal dari Pulau Sebatik, ada yang berasal dari Aceh, dan daerah-daerah perbatasan lainnya. Saya menyebutnya, pesantren Pendawa ini sebagai Ma’had Arbain, karena hanya menerima empat puluh santri mahasiswa. Tidak lebih. Kualitas tidak selalu beriringan dengan kuantitas. Disitulah filosofinya.
Saya meyakini, lulusan pesantren ini akan menjadi seorang ilmuan yang menemukan teori-teori baru dan dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat umum. Kemudian, tak haya berhenti pada titik itu, mereka akan menjadi seorang kreator yang mempunyai ide-ide brillian dan spektakuler dalam mengarungi lini kehidupan bangsa karena sudah terbiasa melakukan pelbagai terobosan ide dan gagasan yang menantang. Terbukti, beberapa lulusan dari pesantren ini telah berhasil berkiprah di tanah kelahirannya. Ada yang menjadi kepala sekolah. Ada yang menjadi dosen. Ada yang menjadi guru. Ada yang menjadi pengusaha. Ada pula yang menjadi birokrat. Ada pula yang berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas vocational di sektor perekonomian secara luas seperti usaha-usaha di bidang agribisnis, pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan, pertokoan, koperasi, dan pengembangan industri lainnya.
Singkatnya, pesantren Pendawa ini dengan kemandirian yang diajarkan, telah mengantarkan para alumninya menggabungkan nilai keagamaan, kewirausahaan, kemandirian, yang kesemuanya dibarengi dengan keilmuan modern.
*) Oleh: Prof. Dr. Babun Suharto, SE., MM, Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi (*)