KETIK, KUTAI TIMUR – Berhasil meraup omzet puluhan juta di Januari hingga Juli 2024, Snack Box SMAN 1 Kongbeng kini menjadi primadona para pemesan kuliner di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Produk makanan dan minuman ringan seperti risoles mayo, puding, kue talam, roti goreng isi cokelat hasil produksi siswa-siswi SMAN 1 Kongbeng banyak disukai pelanggan hingga kebanjiran orderan.
Verawati Balan, Trainer Dual Track Tata Boga mengonfirmasi hal ini. Kepada Ketik.co.id, ia membeberkan murid-muridnya banjir orderan sejak Senin hingga hari ini, Rabu (23/7/2024).
"Senin sudah masuk orderan 33 snack box, Selasa 105 kotak, Rabu ini 96 kotak. Itu orderan dari tempat berbeda," beber Vera.
Jumlah orderan ini, kata Vera, bisa bertambah sebab sudah ada beberapa calon pelanggan yang melirik produk buatan siswa-siswi SMAN 1 Kongbeng, mulai dari perusahaan, pemerintah dan warga setempat.
Bahkan hebatnya, ada pelanggan dari salah satu koperasi yang langsung memesan 600 kotak untuk acara di tahun depan.
"Yang order untuk tahun depan itu sudah ada. Karena mereka melihat sendiri produk kami, jadi tertarik dan kami langsung di chat," imbuhnya.
Dia bercerita sejak ada Program Dual Track dua tahun lalu, murid-muridnya sudah mulai bergerak membuka usaha makanan sendiri di sekolah.
Awalnya, Vera dan murid-muridnya meluncurkan produk kripik pisang yang sampai saat ini jadi best seller. Keripik pisang dipilih karena daerahnya termasuk penghasil pisang kepok terbanyak. Sehingga membantu meminimalisir modal yang keluar.
Saat itu, para siswa dan guru bergotong-royong menyumbang bahan untuk membuat keripik pisang. Murid-murid menyumbang pisang, guru menyumbang minyak gorengnya.
"Kami memanfaatkan pisang kepok diolah jadi keripik dengan berbagai varian rasa. Itu kami titip ke toko-toko, dan itu laris," bebernya.
Serah terima produk dengan TK Utang Lihai oleh KUS Madani Attack dan KUS Fresh & Crush bulan Juli (Foto: SMAN 1 Kongbeng)
Mereka juga berinovasi menciptakan produk unggulan Sambel Kecombrang Sangkubak. Sambel ini termasuk sambel khas Suku Dayak yang banyak disukai.
"Orang Dayak itu suka makan sambel kecombrang. Sambalnya terbuat dari bawang, cabai dicampur dengan kecombrang. Nanti ditambah dengan daun Sangkubak sebagai pengganti micin alami," kata Vera.
Kini, setiap Kelompok Usaha Siswa (KUS) SMAN 1 Kongbeng yang berisi 4-5 siswa bidang Tata Boga memiliki banyak produk makanan dan minuman kekinian yang dijual.
Untuk omzet, ia mengatakan ada peningkatan setiap tahunnya. Di 2022 misalnya, omzet yang didapat mencapai Rp10.967.000. Pada 2023 tembus Rp42.751.000 dan tahun ini sampai Juli sudah meraup Rp24.158.800.
"Anak anak semangat apalagi kalau dapat orderan. Kan hasil keuntunganya mereka dapat, itu yang membuat mereka semangat. Cuan-cuan kata mereka," kata Vera.
Chelsea Olivia Bay, alumni SMA Dual Track 2023 yang saat ini kelas 12 di SMAN 1 Kongbeng mengakui hal ini.
Ia mengatakan sangat senang ikut program ini karena bisa belajar berwirausaha dengan membuat makanan. Sampai-sampai ia pernah mendapat orderan sebanyak 300 kotak dan mengantongi hingga Rp500 ribu.
"Saya bisa belajar berjualan bersama teman-teman dengan membuat makanan. Sekarang pun kalau ada pesanan saya dan teman-teman menerima pesanan itu untuk nambah penghasilan sama-sama," ungkap gadis 17 tahun itu.
Sebagai informasi, Program SMA Dual Track ini digagas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur untuk memberikan keterampilan berwirausaha pada generasi muda.
Program ini terinspirasi dari Program SMA Double Track yang ada di Jawa Timur untuk membantu mengurangi angka pengangguran dan mencetak generasi berkualitas yang siap hadapi tantangan masa depan. (*)
