Rayakan Hari Tari Dunia, Trenggalek Menari 4 Hadirkan Konsep "Batu Berbisik" di Tebing Telung Lintang

2 Mei 2025 10:21 2 Mei 2025 10:21

Thumbnail Rayakan Hari Tari Dunia, Trenggalek Menari 4 Hadirkan Konsep "Batu Berbisik" di Tebing Telung Lintang
Memperingati Hari Tari Dunia, gelaran Trenggalek Menari 4 kembali hadir pada 2–3 Mei 2025 di Tebing Telung Lintang, Gandusari, Trenggalek, Jawa Timur. (Foto: Trenggalek Menari 4)

KETIK, TRENGGALEK – Memperingati Hari Tari Dunia, gelaran Trenggalek Menari 4 kembali hadir pada 2–3 Mei 2025, mulai pukul 18.00 WIB di Tebing Telung Lintang, Gandusari, Trenggalek, Jawa Timur, dengan mengusung tema "Batu Berbisik".

Koordinator Pelaksana Trenggalek Menari 4, Rhesa Jaya, menjelaskan bahwa tujuan pagelaran tahun ini tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu untuk memberikan ruang berekspresi dengan konsep yang berbeda bagi para seniman tari. 

“Tujuannya tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka perayaan hari tari dunia, lalu juga memberikan ruang untuk berekspresi dengan konsep berbeda bagi teman-teman disiplin seni tari,” jelasnya, Jumat, 2 Mei 2025.

Ia menjelaskan bahwa pemilihan Tebing Telung Lintang sebagai lokasi acara bertujuan untuk mereaktivasi tempat tersebut, yaitu merespons area yang sudah aktif namun minim kegiatan agar menjadi lokasi yang eksotis. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa konsep acara justru terbentuk setelah mengetahui potensi tempat, di mana tebing yang identik dengan batu kemudian menginspirasi konsep acara mereka. 

“Jadi justru tahu tempat terlebih dahulu baru konsep. Konsep batu berbisik, dia menceritakan tentang karsa, rasa, karya,” ujarnya.

Jaya melanjutkan bahwa karsa dimaknai sebagai semangat atau dorongan internal dalam diri manusia untuk mewujudkan sesuatu. Dorongan ini kemudian memunculkan rasa, yang berkaitan dengan hati atau jiwa, sehingga mendorong terciptanya sebuah karya. 

Karya sendiri merupakan manifestasi dari ide-ide yang diekspresikan melalui wiraga (gerak), wirama (ritme), wirasa (rasa), ekspresi, serta tubuh sebagai medianya, hingga akhirnya terwujudlah sebuah produk karya yang dapat dinikmati oleh indra.

Ia menambahkan bahwa pendaftaran peserta Trenggalek Menari 4 dilakukan melalui open submission, dan ia bersyukur karena antusiasme peserta terus meningkat.

“Kalau untuk peserta kita melalui open submission dan Alhamdulillah antusias peserta semakin menambah,” ujarnya.

Kehadiran sanggar tari dari berbagai daerah seperti Surakarta, Blitar, Gresik, dan Pasuruan tentu menambah warna. 

“Kehadiran peserta luar kota tentunya menambah warna baru dan juga menjadi pemantik semangat dari teman-teman lokal justru. Harapan dengan partisipasi dari luar kota yakni bisa dijadikan relasi karya bagi teman-teman koreografer Kabupaten Trenggalek,” jelasnya.

Pagelaran Trenggalek Menari 4 diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pariwisata. Keyakinannya adalah bahwa kehadiran kesenian akan memajukan sektor pariwisata.

Selain itu, acara ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengenalan masyarakat luas terhadap potensi pariwisata Trenggalek. Jaya mencontohkan mitra kerja mereka pun belum sepenuhnya mengetahui potensi Tebing Telung Lintang, sehingga acara ini secara tidak langsung memiliki nilai exposure yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

“Sedangkan dampak untuk perkembangan seni tari di Trenggalek sangat pesat, semakin berkembang, semakin penuh warna, semakin nakal-nakal dalam garapan karyanya,” ujarnya.

Ia berharap agar sesama seniman tari maupun lintas disiplin seni dapat terus menjalin keterkaitan dan saling mendukung. Dengan demikian, upaya pelestarian dan pengembangan seni tidak akan pernah berhenti.

“Harapannya sesama seniman tari ataupun lintas disiplin seni selalu berkaitan dan selalu support satu dengan yang lain. Maka pelestarian serta pengembangan tidak akan selesai sampai di situ,” pungkasnya.

Untuk diketahui, penampil hari pertama meliputi, Sanggar Seni Purwa Swasti Baswara; Sanggar Tari Tresno Asih; Sanggar Griya Tari DoubleAnd; BuSam Dance Studio (Surakarta); Sanggar Tari Kidang Kencono; Ghandis Art Pro; Gloverian Dance; Sanggar Tari Lintang Gumelar; Sanggar Tari Gantari. Sebagai penutup hari pertama, Staycation Budaya; Njagong Lintas Komunitas.

Penampil hari kedua meliputi, Sanggar Tari Solah Ayodya; Sastroprawiro Management Production (Blitar); Sanggar Pancagati Griyatari; Sanggar Tatari Indria; Soul Esto (Gresik), Balapawon Trisuladewa; Sanggar Tari Wiraloka (Blitar); Sanggar Seni Dharma Budaya (Pasuruan); Sanggar Tari Sekar Mayang; dan Sanggar Seni Gandewarastra Budaya.

Trenggalek Menari 4 kian spesial dengan agenda pemutaran dance film berjudul Sweating Rocks (2021) dan Harga Mahal Dibayar Murah (2022) karya Razan Wirjosandjojo, sutradara sekaligus koreografer.(*)

Tombol Google News

Tags:

Trenggalek Menari Hari Tari Tebing Telung Lintang trenggalek Seni tari tari