KETIK, PACITAN – Pascalebaran 2025, bekerja di luar negeri nampaknya cukup menggiurkan bagi warga Pacitan.
Tercatat, pada awal April tahun ini, tiga orang warga Pacitan berangkat menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), sehingga total jumlah PMI asal Pacitan mencapai 38 orang.
Kepala Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disdagnaker) Pacitan, Supriyono, mengungkapkan, ketiga warga tersebut telah menjalani proses penempatan secara prosedural sesuai ketentuan yang berlaku.
“Mereka berangkat pasca-Lebaran dan sudah melalui proses penempatan secara prosedural,” ujar Supriyono, Rabu, 10 April 2025.
Kebanyakan PMI asal Pacitan tahun ini bekerja di negara-negara Asia, seperti Hong Kong, Taiwan, dan Malaysia.
Pekerjaan yang ditempati juga beragam, mulai dari asisten rumah tangga (ART) untuk pekerja perempuan, hingga sektor perkebunan yang menjadi pilihan utama bagi pekerja laki-laki.
“Yang perempuan banyak diterima jadi asisten rumah tangga ART,” tambahnya.
Menurut Supriyono, Kecamatan Kebonagung merupakan wilayah pengirim PMI terbesar di Pacitan. Ia juga menyebutkan bahwa jumlah laki-laki dan perempuan yang menjadi PMI hampir seimbang.
Ditanya soal biaya untuk menjadi PMI, Supriyono mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui secara rinci, karena biaya tersebut ditentukan oleh agen atau biro jasa yang digunakan oleh calon pekerja.
"Ada beberapa skema pembayaran, mulai dari pembayaran di muka hingga pembayaran cicilan setelah bekerja," imbuhnya.
Disdagnaker Pacitan terus mengimbau agar para calon PMI berangkat melalui jalur resmi dan prosedural demi memastikan perlindungan hak-hak mereka.
Keberangkatan secara prosedural juga memberikan jaminan keselamatan, akses ke asuransi ketenagakerjaan, serta perlindungan hukum di negara tempat mereka bekerja.
“Penting bagi calon PMI untuk berhati-hati dalam memilih agen. Harus prosedural, karena jika tidak, Disdagnaker tidak bisa memberikan bantuan atau perlindungan,” tegasnya.
Pihak Disdagnaker juga aktif memberikan pembinaan dan sosialisasi kepada para calon PMI untuk memilih Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang terpercaya dan terjamin.
“Jika ada yang ragu, jangan segan untuk konsultasi ke Disnakertrans. Kami siap memberikan informasi dan pendampingan,” tambahnya.
Data dari Disdagnaker Pacitan menunjukkan fluktuasi jumlah PMI dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum pandemi, jumlah CPMI asal Pacitan berkisar antara 100-150 orang.
Namun, angka tersebut mengalami lonjakan setelah pandemi, dengan 200 orang pada tahun 2023, dan sekitar 70 orang pada tahun 2024. (*)