Presiden RI Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial (Kemesos) punya program menarik. Dalam Kabinet Merah Putih yang dia pimpin bersama wakilnya Gibran Rakabuming Raka segera meluncurkan Sekolah Rakyat (SR).
Menurut rencana program ini mulai dilaksanakan pada tahun ajaran baru Juli 2025. Pasalnya, program Sekolah Rakyat oleh Presiden RI ke-8 ini termasuk salah satu hak mendasar. Seperti diketahui, masalah pendidikan tertuang dalam pasal 28 UUD 1945 (dari pasal 28 A sampai pasal 28 J).
Prabowo Subianto yang baru dilantik jadi presiden beberapa bulan lalu kini langsung bekerja keras. Salah satunya mensosilisakan program Sekolah Rakyat.
Sementara, pemerintah mengharapkan dukungan dan partisipasi dari wali kota, bupati dan gubenur untuk mendukung sepenuhnya progam tersebut.
Dalam acara di salah satu tv swasta, Prabowo Subianto berkata. “Bapaknya miskin, Ibunya miskin. Anaknya tidak boleh miskin!”
Program Sekolah Rakyat ini sangat bagus untuk memutus mata rantai kemiskinan. Direncanakan tahun 2025 akan dibuka 200 Sekolah Rakyat hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Anak didik di sekolah ini diasramakan (Boarding School).
Penulis teringat pada tahun 1950-an. Pada era orde lama, nama Sekolah Dasar masih menggunakan nama Sekolah Rakyat. Gedung yang digunakan untuk sekolah tersebut bangunannya masih sederhana.
Sejak Sekolah Rakyat dibuka saat itu ada persyaratan bagi siswa baru yang unik. Apabila ada anak yang mendaftar ke sekolah bukan diukur dari usianya.
Persyaratan yang harus dipenuhi juga bukan tinggi badan, berat badan atau pengecekan kesehatan yang lain.
Namun, pada saat calon siswa mendaftar masuk Sekolah Rakyat syaratnya sangat sederhana. Siswa yang bersangkutan cukup melingkarkan tangan kiri atau kanan agar bisa meyetuh salah satu bibir telinga. Kalau syarat tersebut sudah dipenuhi sudah dianggap waktunya sekolah.
Bayar Sekolah Rakyat sangat murah. Namun, sarana untuk belajar mendapat perhatian dari departemen pendidikan. Ada alat tulis yang namanya sabak dan grip untuk menulis. Semua Gratis.
Ditambah lagi mendapat pijaman buku pengetahuan judulnya “Tutian”. Buku-buku ini dipinjam dan harus dikembalikan ke sekolah.
Jenjang pendidikan Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar (SD) merupakan pondasi untuk memberikan pendidikan para siswa awal masuk sekolah. Di sinilah seorang anak didik mulai mengenal huruf, angka satuan hingga ribuan dan seterusnya.
Masih ada tambahan pelajaran ilmu pengetahuan. Pelajaran agama juga masuk dalam kurikulum.
Salah satu kurikulum Sekolah Rakyat waktu itu ada mata pelajaran sopan santun dan adat istiadat. Para siswa wajib mengenal sopan santun kepada kedua orang tua. Tidak kala penting, juga sopan satun dalam pergaulan, khusus kepada teman atau orang yang usianya lebih tua.
Sejarah Sekolah Rakyat
Dalam tulisan ini akan lebih baik mengenal cikal bakal berdirinya Sekolah Rakyat. Sekolah tersebut didirkan oleh perguruan swasta pada 1 Desember 1928. Seperti diketahui, pada tahun itu juga tercetus ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).
Sebagai pendiri sekolah rakyat adalah Sunaryo Sastrowardoyo dan Sugondo Djoyo Puspito.
Program Sekolah Rakyat memang perlu mendapat dukungan semua pihak. Hal yang sama tidak kalah pentinya dukungan dari pihak swasta. Baik dukungan menyediaan lahan untuk gedung atau partisipasi dukungan dalam bentuk lain.
Prabowo Subianto mendirikan Sekolah Rakyat tersebut dengan harapan memberikan kesempatan Pendidikan bagi anak yang orang tuanya tergolong prasejatera. Sebab, berdasarkan data anak yang belum sekolah angkanya cukup tinggi.
Data terbaru di Kementerian Pendidikan, jumlah sekolah dasar di Indonesia tahun 2024/2025 total 149.512 sekolah. Itu terdiri atas 129.486 sekolah dasar negeri dan 20.025 sekolah dasar dikelolah oleh swasta.
Seleksi penerimaan siswa tahun ajaran baru Sekolah Rakyat 2025 perlu dilakukan secara ketat dan selektif mungkin. Itu karena tidak menutup kemungkinan ada oknum orang tua siswa memanfaatkan progam dari pemerintah. Dikuatirkan jangan sampai salah seleksi penerimaan murid baru, seperti penerimaan bansos yang juga merupakan salah satu program pemeritnah.
Semoga program Pendidikan dari pemerintan ini terus berlangsung meski nantinya bakal ada pergantian kepemimpinan nasional di negeri ini. Program pendidikan yang sukses tentu akan mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045. (*)
*) Sudirman merupakan Jurnalis senior dan Dewan Redaksi Ketik.co.id
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email [email protected].
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi. (*)