Surabaya Hebat, Tumbuh Semakin Kuat. Itu adalah kalimat yang tercantum pada logo resmi yang digunakan sebagai simbul Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) 2025. Kalimat yang terdapat dalam logo tersebut mempunyai makna tersendiri bagi Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya.
Kata Hebat, sewajarnya disandang kota Surabaya. Sebab, kota yang historis penuh dengan perjuangan ini namanya sudah mendunia. Surabaya tercatat sebagai kota Pahlawan.
Surabaya sebagai kota Metropolis sewajarnya harus tumbuh berkembang. Semakin kuat di segala bidang, termasuk pembangunan infrastruktur dan hebat dalam pelayanan kepada warga kota.
Kota berlambang ikan Sura – Buaya pada 2025 berdasarkan data resmi jumlah penduduknya tercatat 3.137.630 jiwa. Wajar bila populasi penduduk semakin bertambah. Karena, kota Surabaya selain mendapat predikat kota Pahlawan, juga sebagai kota Indamardi (Industri, Dagang,Maritim dan Pedidikan).
Sebagai kota yang memilih jargon “Surabaya Hebat”, tidak saja berkumandang di saat acara-acara resmi. Kehebatan kota Surabaya harus mencakup segala aspek.
Misalnya, hebat dalam menaggulangi terjadinya banjir atau bahasa halusnya mengurani genangan air. Bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi di beberapa titik masih terjadi banjir, namun dalam waktu singkat cepat surut.
Salah satu pelayanan publik yang “ruwet” adalah kemacetan lalu lintas. Hal ini masih terjadi di beberapa titik di kota Surabaya. Kemacetan tidak saja terjadi di Surabaya.
Masalah serupa juga terlihat di kota-kota lain di Jatim. Misalnya di Malang, kota terbesar kedua di Jatim.
Seiring dengan perkembangan transpotasi, tentu membawa dampak terhadap kota Metropolis di Surabaya. Namun demikian pemerintah kota tidak mau kalah dengan keruwetan masalah lalu lintas.
Dalam upaya mengatasi kemacetan, Pemkot mengagendakan pembangunan jalan layang dan underpass. Misalnya, kemacetan yang belum teratasi hingga kini adalah Jalan Ahmad Yani (Taman Pelangi) menuju ke daerah Kawasan Industri Rungkut.
Upaya untuk membangun underpass atau jalan layang, Pemkot masih terbatas anggaran yang tersedia. Salah satu solusi diharapkan ikut sertanya peran swasta.
Sebagai contoh, pihak swasta yang ikut mendukung pambangunan underpass Jalan Mayjen Sungkono (Darmo Satelit) menuju Jalan HR Muhammad. Berkat kolaborasi pihak swata dan Pemkot kemacetan di daerah tersebut bebas macet.
Merawat kota Surabaya tidak saja harus menangani bebas genangan air pada saat hujan deras, jalan macet dan pembangunan infrastruktur. Surabaya kini berusaha menarik simpati dari wisatawan lokal dan mancanegara. Sebab, banyak destinasi wisata di kota Surabaya yang perlu dipoles agar menarik dikunjungi wisatawan.
Eri Cahyadi, wali kota dua periode kota ini melihat bahwa Surabaya masih banyak lokasi yang perlu disulap menjadi destinasi wisata. Misalnya, kawasan kota lama dan kampung lawas.
Kota lama banyak didominasi bangunan bersejarah. Saat ini bangunan peninggalan Belanda di Surabaya utara berhasil dipercantik.
Kota lama yang lokasinya sebagian di Surabaya Utara pertengahan 2024 lalu diresmikan Eri Cahyadi yang akrap dipanggil Cak Eri.
Bangunan bersejarah kota lama tersebut merupakan gedung meninggalan Belanda. Misalnya, Gedung internatio (internatio willemsplien), Gedung Cerutu, Gedung Telkom Garuda, Gedung De Javasche Bank, Pabrik Limoen JC van Drongelen & Helifach, Gedung PTPN, dan Gereja Kepanjen.
Kota lama yang kini jadi jujugan warga kota untuk healing tersebut juga berdekatan dengan Kya-Kya, Jalan Kembang Jepun. Daerah Kya-kya ini disebut sebagai kawasan Pecinan.
Bila ke arah timur tidak terlalu jauh dari Kya-Kya ini adalah lokasi wisata religi Sunan Ampel.
Menciptakan destinasi wisata di Surabaya banyak mendapat perhatian dari berbagai pihak. Misalnya, perhatian dari Founder Heritage Society Surabaya Freddy H Istanto.
Menurut Freddy, beberapa kota lama dan kampung lawas sampai kini keberadaannya masih bagus. Baik dilihat dari segi sosial, budaya, dan masyarakat. Oleh karena itu, keberadaanya perlu dijaga dengan baik.
Berbagai cara untuk menarik wisata dilakukan oleh pemerintah kota. Sehingga kota Surabaya tidak hanya terkenal kawasan Tunjungan saja yang melegenda.
Jalan Tunjungan merupakan salah satu sudut kota yang terkenal. Bahkan tercipta lagu dengan judul “Rek-Ayo Rek Mlaku- Mlaku Nang Tunjungan”.
Pencipta lagu tersebut adalah penyanyi Mus Mulyadi. Arek kelahiran Surabaya ini dikenal sebagai penyanyi keroncong dan pop Jawa.
Kota Lama sejak diresmikan mempunyai magnet tersendiri bagi warga kota. Namun, ada satu lagi yang wajib dijadikan destinasi wisata yaitu kampung lawas.
Disebut kampung lawas, karena masih ditempati sebagian di warga kota. Kampung lawas merupakan lokasi hunian warga kota yang memiliki banyak menyimpan sejarah.
Kampung lawas Surabaya sebagian lokasinya di tengah kota. Misalnya, di kampung Peneleh gang V museum rumah pejuang HOS Tjokroaminto, Jalan Pandean gang IV museum rumah tempat kelahiran Ir Soekarno (Bung Karno).
Tidak jauh dari rumah Bung Karno ada sumur Jodong di Pandean gang I yang diyakini peninggalan kerajaan Majapahit. Ada surau duwur (tingkat) di Kampung Lawang Seketeng tersebut diyakini peninggalan Sunan Ampel Raden Rachmadtullah.
Kampung lawas di atas setiap hari libur banyak dikunjungi warga kota yang ingin mengenal sebagai kota bersejarah. Bahkan, tidak sedikit wisatawan dari mancanegara singgah ke rumah kelahiran Bung Karno.
Dari berbagai data di atas jelas title Surabaya Hebat terpenuhi. Seusai merayakan HJKS ke 732 masih banyak tugas pembenahan kota.
Misalnya, peningkatan pelayanan publik, pembangunan infrastruktur yang belum rampung, mencegah banjir sementara di beberapa titik. Tidak kalah penting berupay mencegah keruwetan arus lalu lintas. Selamat Hari Jadi Kota Surabaya ke-732! (*)
*) Sudirman adalah jurnalis senior dan anggota Dewan Redaksi Ketik.co.id
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email [email protected].
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)