KETIK, MALANG – Program Sekolah Rakyat di Kota Malang telah diproyeksikan untuk mulai dilaksanakan pada tahun 2025 ini. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana minta sekolah swasta untuk tidak khawatir.
Suwarjana menjelaskan bahwa terdapat perbedaan segmentasi antara Sekolah Rakyat dan sekolah swasta. Sekolah Rakyat hanya diperuntukkan keluarga dengan status ekonomi miskin ekstrem.
"Jangan khawatir untuk swasta karena Sekolah Rakyat ini siswanya lain dengan sekolah umum. Bukan berarti mengurangi jatah murid karena ini dikhususkan untuk orang kurang beruntung, kemiskinan ekstrem," ujar Suwarjana, Selasa, 15 April 2025.
Sekolah Rakyat akan mengambil data yang dimiliki Dinsos-P3AP2KB Kota Malang dalam pencarian siswa. Untuk sementara, Sekolah Rakyat dibuka bagi tingkat SD dan SMP dengan masing-masing sekitar 2-3 rombongan belajar (rombel).
"Jika sesuai ketentuan, untuk sekolah umum, SD rombelnya 28, SMP 32. Tapi kami gak tahu karena belum duduk barengan dengan pemerintah pusat untuk juknisnya. Kemarin komunikasi dengan PU untuk 1 rombel dianggap 50, dipecah jadi 2. Tapi kami siapkan per rombel 60 siswa untuk sementara," jelas Suwarjana.
Sesuai rencana awal bahwa Sekolah Rakyat akan berlokasi di Politeknik Kota Malang (Poltekom) di Tlogowaru. Sekolah tersebut juga dilengkapi dengan asrama yang berada tepat di seberang Rusunawa.
"Mulai kemarin pengukuran lokasi baik yang asrama maupun calon gedung sekolahnya. Sekolah Rakyat yang terlibat Disdikbud dengan Dinsos. Jadinya di Poltekom, asramanya kita sudah punya di depan Rusunawa," katanya.
Suwarjana menambahkan bahwa untuk tenaga kependidikan seperti guru, sekaligus petugas asrama dan lainnya menjadi kewenangan dari Kementerian Pendidikan.
"Karena belum rakor, konon (guru) akan dikirim dari Kementerian Pendidikan," tutupnya.(*)