KETIK, SITUBONDO – Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKB, HM. Nasim Khan melaksanakan serap aspirasi kepada pengecer pupuk se-Kabupaten Situbondo, sekaligus mendeklarasi berdirinya Asosiasi Pengecer Pupuk Indonesia (APPI), Senin 12 Mei 2025.
Serap aspirasi tersebut berlangsung di Ruang Pertemuan Hotel Sidomuncul I, Wisata Pantai Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Turut hadir sejumlah tokoh antara lain Ahmad Riyan (Account Executive PT Pupuk Indonesia); Fadlailul Wafir dan Zulfikar Purnama Rahman (Anggota Komisi II DPRD Situbondo), Aurangzeb (Direktur Nasim Khan Indonesia), Dadang Aries Bintoro (Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Situbondi) serta tamu undangan lainnya.
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKB, HM. Nasim Khan dalam sambutannya, mengapresiasi kinerja para distributor pupuk di Situbondo yang dinilainya masih sangat baik. “Ada sekitar 250 kios pupuk yang tersebar di Kabupaten Situbondo ini, dan sebanyak 51 perwakilan dari tiap kecamatan hadir dalam pertemuan tersebut sebagai representasi komunitas pengecer. Alhamdulillah, separuh lebih pengecer pupuk dalam serap aspirasi hadir. Ini menunjukkan komitmen kita bersama untuk memajukan pertanian Situbondo,” kata Nasim Khan.
Lebih Lanjut, Bang Nasim, panggilan akrabnya mengatakan bahwa, kebersamaan antara legislatif, eksekutif, distributor, dan pengecer dalam mendukung sektor pertanian merupakan hal yang cukup penting. Sebab, dengan kebersamaan apa yang dilakukan akan terasa ringan.
Ia juga menyinggung Peraturan Presiden terbaru terkait distribusi pupuk langsung tanpa melalui distributor. “Menurut saya, kebijakan ini masih dalam tahap uji coba selama enam bulan dan akan dievaluasi pada bulan Juni 2025 mendatang. Kita juga perlu menilai, apakah gapoktan, koperasi, dan kios siap menjalankan distribusi langsung ini. Kalau siap, maka kita akan kawal pelaksanaannya agar berjalan baik,” tuturnya.
Selain itu, Nasim Khan juga menjelaskan bahwa penataan regulasi harus benar-benar dicermati, terutama terkait kuota pupuk dan keakuratan data penerima pupuk bersubsidi. “Persoalan ini sering terjadi di lapangan bukan berasal dari distributor atau pengecer, melainkan dari ketidaktepatan data penerima pupuk bersubsidi dan lemahnya pengawasan,” tegas Nasim Khan.
Gapoktan, sambung Nasim Khan, banyak yang sudah tidak aktif. Bahkan ada yang separuh anggotanya sudah meninggal atau pindah. Jika datanya tidak diperbarui, maka penyaluran subsidi akan salah sasaran.
“Lahirnya APPI bukan hanya sebagai wadah aspirasi para pengecer pupuk, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mendukung pelaksanaan regulasi distribusi pupuk di tingkat nasional hingga ke desa,” jelasnya.
APPI ini, kata Nasim Khan, sudah terdaftar secara resmi, lengkap dengan akta notaris dan pengakuan dari Kementerian Hukum dan HAM. Dengan lahirnya asosiasi ini, diharapakan mampu membantu pembaruan data-data penerima pupuk bersubsidi di Kabupaten Situbondo. “Saya siap untuk mengalokasikan dana pribadi demi mendukung kegiatan APPI, termasuk kegiatan kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi bagi para anggota asosiasi ini,” ujarnya.
Bang Nasim menjelaskan bahwa, struktur kepengurusan APPI tingkat pusat telah terbentuk, Aurangzeb sebagai Ketua Umum dan dirinya sebagai Presiden Asosiasi. Sedangkan, di tingkat daerah, pengurus dari tiga kabupaten yakni, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi juga telah ditunjuk, termasuk penasehat hukum dan pengurus teknis lainnya.
“Semua distributor pupuk secara otomatis menjadi penasehat APPI. Sementara para pengecer menjadi pengurus inti di tingkat kabupaten dan kecamatan. Apabila APPI ini berjalan maksimal, maka tidak ada lagi persoalan-persoalan tentang kelangkaan pupuk, pupuk subsidi tidak tepat saran dan lain sebagainya,” jelas Nasim Khan.
Deklarasi APPI di Situbondo ini, imbuh Bang Nasim, akan menjadi tonggak penting dalam menata ulang distribusi pupuk secara nasional. Dia, berharap keberadaan APPI dapat menjadi jembatan antara pemerintah, distributor, dan petani, serta menjadikan Situbondo sebagai kabupaten yang naik kelas dalam pengelolaan sektor pertanian.
“Jika ingin naik kelas, kita harus update data, evaluasi sistem, dan pastikan semua subsidi tepat sasaran. Dengan kerja sama antara PPL, KP3, kepala desa, dan masyarakat petani, maka saya yakin bisa wujudkan penerimaan pupuk bersubdi yang lebih transfaran dan tepat sasaranitu,” pungkas Nasim Khan.
Sementara itu, Ahmad Riyan, Account Executive PT Pupuk Indonesia, sangat mengapresiasi kegiatan Serap Aspirasi pengecer pupuk di Situbondo yang dilaksanakan oleh Anggota Komisi VI DPR RI, HM Nasim Khan dan mendukung lahirnya APPI tersebut. “Mudah-mudahan dengan lahirnya APPI ini, para pengecer pupuk bersubsidi mampu menyampaikan kendala-kendala terjadi di lapangan kepada kami,” jelas Ahmad Riyan, Account Executive PT Pupuk Indonesia.
Tak hanya itu yang disampaikan Ahmad Riyan, Account Executive PT Pupuk Indonesia, namun dia juga memberikan apresiasi terhadap distributor, kios dan pengecer pupuk yang ada di Kabupaten Situbondo. “Untuk tahun kemarin kita sudah berhasil menyalurkan pupuk sebanyak 98 persen untuk Pupuk Phonska, maka kami harapan tahun ini harus 100 persen. Alokasi pupuk yang sudah diberikan pemerintah untuk Petani Situbondo,” kata Ahmad Riyan.
Yang tidak kalah penting, sambung Ahmad Riyan, menjaga ketertiban administrasi dalam penyaluran pupuk subsidi. Karena pupuk bersubsidi itu terdapat keuangan negara yang harus dipertanggungjawabkan. “Jika keuangan negara tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan, maka akan timbul permasalahan di kemudian hari. Untuk itu, pada forum ini kami mengingatkan kepada distributor dan kios agar tetap menjaga administrasi pertanggungjawaban dengan baik,” pinta Ahmad Riyan. (*)