KETIK, SLEMAN – Dalam melaksanakan pembangunan daerah, Pemkab Sleman saat ini mengacu pada visi misi terbaru. Yakni “Membangun Masyarakat Kabupaten Sleman yang Maju, Adil Makmur, Lestari dan Berkeadaban”.
Diharapkan semangat tersebut bisa mencakup semua aspek, baik dari segi SDM, alam, pendidikan, kesehatan dan berbagai program lain.
Di samping itu, prioritas lain pada masa kepemimpinan Harda Kiswaya dan Danang Maharsa adalah Sleman Bergas Waras Cerdas, Sleman Gesit Lan Ngayomi, Sleman Rahayu (Sejahtera, Selamat, dan Penuh Berkah), dan Sleman Ngrangkul Kabeh.
Sebelumnya Bupati Sleman Harda Kiswaya dan Wabup Danang Maharsa menyatakan pentingnya program pembangunan kesehatan.
Hal itu diyakini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mendukung pembangunan ekonomi, dan mengurangi kemiskinan.
Salah satunya adalah terkait stunting atau keadaan di mana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata untuk usianya karena kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Menurut keduanya, stunting tidak hanya menjadi permasalahan kesehatan. Tetapi juga berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. Sehingga mereka berkomitmen menangani persoalan stunting.
"Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sleman 2024-2045 disebutkan bahwa penurunan angka stunting menjadi salah satu prioritas utama," terang Harda Kiswaya.
Mantan Sekda Sleman ini juga menegaskan upaya percepatan penurunan stunting tetap harus dilakukan oleh Pemkab Sleman secara terintegrasidan berkelanjutan.
Sedangkan Danang Maharsa, Selasa, 25 Maret 2025 menyampaikan sejumlah langkah yang telah dilakukan Pemkab Sleman dalam upaya menangani persoalan stunting ini.
Di antaranya melalui jaminan gizi ibu hamil dan anak untuk pencegahan stunting. Baik dalam hal memberikan makanan tambahan bergizi pada ibu hamil untuk pencegahan stunting. Maupun pemberian makanan tambahan yang bergizi bagi anak-anak dibawah usia 3 tahun.
Bupati Sleman Harda Kiswaya dan Wabup Danang Maharsa. (Foto: Humas Sleman)
Lebih jauh diungkapkan, program prioritas Bupati Harda Kiswaya dan Wabup Danang Maharsa ini adalah Bergas Waras Cerdas, yang mencakup jaminan gizi 1.000 hari pertama kehidupan serta peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak.
Untuk diketahui berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,5%. Sedangkan Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar 18%.
Sementara di Kabupaten Sleman lebih rendah, yaitu 12%. Sedangkan berdasar data pemantauan status gizi melalui ePPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) mencatat bahwa pada tahun 2024, prevalensi stunting di Sleman turun menjadi 4,41% dari 4,51% di tahun sebelumnya.
Disebutkan untuk menurunkan stunting 30 persen bergantung kepada intervensi spesifik (dan) 70 persen bergantung kepada intervensi sensitif.
Pelaksanaan intervensi spesifik merupakan kegiatan yang secara langsung mengatasi penyebab stunting, seperti asupan makanan, kesehatan lingkungan, dan infeksi dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
Di antaranya melalui skrining anemia, konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri, pemeriksaan kehamilan (ANC), konsumsi tablet tambah darah ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik (KEK), pemantauan pertumbuhan balita, ASI eksklusif, pemberian MPASI kaya protein hewani dan sebagainya.
Sementara intervensi sensitif atau tindakan yang menargetkan penyebab tidak langsung stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi, peningkatan kesadaran gizi, dan peningkatan akses pangan bergizi, yang berkontribusi besar dalam penanganan stunting, dilakukan oleh lintas sektor.
Namun sebagian besar banyak ditangani oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB).
"Dinas Kesehatan melalui Posyandu, Puskesmas, dan Rumah Sakit, memberikan imunisasi. Atau edukasi kepada calon pengantin dan ibu hamil terkait stunting. Sementara Dinas P3AP2KB memberikan edukasi kepada remaja putri bagaimana menjaga kehamilan, agar nantinya mereka siap menjadi seorang ibu. Sedangkan bagi siswa SMA diberikan penambah darah. Untuk menjaga kesehatan tubuh dari dalam," jelas Danang Maharsa.
Disebutkan pula, masih dalam upaya menekan angka stunting Pemkab Sleman juga menggelar sejumlah workshop. Adapun yang terbaru adalah Rembuk Stunting Kabupaten Sleman Tahun 2025 yang berlangsung di Merapi Ballroom Prima SR Hotel & Convention, Sleman, Selasa 25 Maret 2025.
Workshop Rembug Stunting tersebut diikuti oleh 130 peserta, termasuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten, Kapanewon, dan Kalurahan Lokus Stunting, akademisi, organisasi profesi, serta perwakilan pengusaha dan forum kemasyarakatan.
Sedangkan materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek intervensi dan strategi penurunan stunting. Dengan narasumber Ketua DPRD Sleman, Kepala Dinas Kesehatan Sleman, serta Kepala Bidang Pemerintah dan Sumber Daya Manusia Bappeda Sleman.
Kegiatan ini digelar oleh Dinas P3AP2KB Sleman. Salahsatunya untuk mengevaluasi capaian program dan penyusunan strategi baru dalam upaya mengatasi stunting. Serta penandatanganan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk menekan angka prevalensi stunting di Kabupaten Sleman.
Danang berharap dengan berbagai langkah yang dilakukan tadi angka stunting di Kabupaten Sleman dapat terus menurun secara signifikan. (*)