KETIK, PEKALONGAN – Ribuan warga memadati halaman Kantor Desa Sumublor, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Sabtu malam, 31 Mei 2025. Kehadiran mereka untuk menyaksikan pagelaran Wayang Kulit yang digelar oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Sumublor dalam rangka tradisi sedekah bumi.
Ketua panitia penyelenggara, Sukiman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya lokal.
“Acara ini merupakan rangkaian kegiatan sedekah bumi sekaligus bentuk nguri-uri budaya (melestarikan budaya),” ujarnya.
Pagelaran wayang kulit tahun ini awalnya tidak direncanakan. Namun, setelah adanya diskusi antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemdes, akhirnya diputuskan tetap diselenggarakan, bahkan tanpa memungut iuran dari warga.
“Tahun ini sebenarnya tidak ada rencana mengadakan wayangan. Tapi setelah diskusi antara BPD dan Pemdes, kami putuskan untuk tetap menggelar acara ini tanpa memungut biaya dari warga,” jelas Sukiman.
Kepala Desa Sumublor Karso menjadi Dalang, foto bersama istri dan cucu serta para sinden. (Foto: Slamet/ketik.co.id)
Ia juga mengungkapkan rencana untuk menghadirkan dalang kondang pada tahun mendatang.
“Tahun depan, insya Allah kami akan mengundang Dalang Ki Anom Dwijo Kangko yang sudah dikenal secara nasional,” tambahnya.
Perwakilan BPD, Ahmad Suyitno, turut mengapresiasi dukungan dari Pemdes dan partisipasi warga dalam acara tersebut.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemdes yang telah menyelenggarakan acara ini, serta kepada seluruh warga Desa Sumublor yang telah hadir. Semoga kegiatan ini membawa keberkahan bagi kita semua, termasuk bagi para pedagang yang berjualan malam ini,” tuturnya.
Pagelaran wayang kulit dalam rangka sedekah bumi atau Legenonan di Desa Sumublor kali ini menghadirkan Dalang Ki Sigit Wardoyo dari Pemalang, dengan membawakan lakon Dewa Ruci. Menariknya, Kepala Desa Sumublor, Karso, turut ambil bagian sebagai dalang pembuka yang membawakan adegan awal pertunjukan. (*)
