KETIK, MALANG – Setelah mendapatkan pelatihan selama tiga bulan dari KT&G Training Center Malang, sebanyak 350 alumni Korsa memamerkan busana pesta garapannya dengan fashion show pada Kamis (14/12/2023).
Pemimpin KT&G Training Center Malang, Choon Hwan Hahm menjelaskan, Korsa merupakan sekolah penjahit yang telah dikelola selama 3 tahun oleh KT&G. Saat ini KT&G telah berhasil meluluskan hingga angkatan ke-11.
"Mereka telah mengikuti Korsa selama 3 bulan dan sudah sebanyak 350 alumni dari Korsa sejak dimulai 3 tahun yang lalu. Kami KT&G dan teman-teman membuka training center di Kota Malang. Kemudian ada sekolah komputer desain grafis yang namanya Kordi," ujar Choon Hwan Hahm.
Segala pelatihan yang diberikan kepada masyarakat tidak diberlakukan pungutan biaya sepeserpun. Para peserta yang belum memiliki keterampilan diberikan pembinaan hingga berhasil menjahit sebuah baju.
"Semua yang ditampilkan adalah busana hasil buatannya sendiri. Sebelum sekolah, mereka tidak pernah mengetahui bagaimana menjahit, jadi benar-benar dimulai dari nol. Kemudian selama 3 bulan, ini hasilnya luar biasa," tambahnya.
Melalui pelatihan tersebut diharapkan mampu menolong masyarakat untuk meningkatkan keterampilan sebagai bekal mencari kerja maupun membuka bisnis. Tak hanya melakukan pembinaan, KT&G juga sering memberikan bakti sosial dengan memproduksi seragam sekolah untuk diberikan ke siswa SD di Kota Malang.
"Siapa saja boleh mendaftar, nanti kita seleksi, dan nantinya sekolah selama 3 bulan semuanya gratis. Mereka mendapat ilmu yang baru, dan setelah lulus ini mereka bisa bekerja. Jadi terlebih ini sangat menolong kebanyakan ibu-ibu yang mengikuti sekolah menjahit ini. Kalau di sekolah komputer kebanyakan pemuda-pemudi," tambahnya.
Sementara itu, alumni Korsa angkatan I yakni Evy Firstyawati menjelaskan merasa terbantu dengan adanya pelatihan tersebut. Perempuan yang berprofesi sebagai Make Up Artist (MUA) tersebut kini dapat mengembangkan keterampilan dengan membuat baju pengantin.
"Saya dulu MUA tapi sering menjahitkan baju properti ke orang. Terus ada sahabat saya yang memberi tahu agar ikut kursus di Korsa, gratis. Lalu saya ikut, mulai dari belajar di kelas awal sampai kelas mahir. Akhirnya sekarang bikin baku pengantin, terima tamu, itu tidak perlu ke orang lain lagi. Semuanya bisa bikin sendiri," ujarnya.
Diperlukan waktu hingga 6 bulan untuknya dapat sampai ke kelas mahir. Berkat mengikuti pelatihan tersebut ia dapat menghasilkan omzet hingga Rp 10 juta per bulan.
"Pelatihannya meliputi pengenalan jenis dan macam jarum, macam kain, jadi gak langsung praktik menjahit. Jadi misalnya ada untuk kain jenis denim, untuk baju dengan kain halus, itu beda-beda. Kalau yang kursus mahir, itu sudah pecah model," tambahnya.(*)