Usai Lebaran 2025, Kajian Sirah Nabawi di Kedai Kopi Paiton Probolinggo Kembali Digelar

29 Maret 2025 16:00 29 Mar 2025 16:00

Thumbnail Usai Lebaran 2025, Kajian Sirah Nabawi di Kedai Kopi Paiton Probolinggo Kembali Digelar Watermark Ketik
Kajian Sirah Abu Bakar setelah tarawih di bulan ramadan (Foto: Ponirin Mika/Ketik.co.id)

KETIK, PROBOLINGGO – Setelah sukses menggelar kajian sepanjang bulan Ramadhan, Kelompok Kajian Sirah Nabawiyah di Raluna Kedai Kopi Paiton, Probolinggo akan kembali digelar usai Hari Raya Idul Fitri 1446 H.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Kajian, Mohammad Nurkholis Muslim, yang menegaskan bahwa kajian ini merupakan upaya memperdalam pemahaman umat Islam tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Sepanjang Ramadhan, kelompok kajian ini telah berhasil mengkhatamkan buku Sirah Abu Bakar, yang mengulas perjalanan hidup khalifah pertama dalam Islam.

Usai Lebaran, kajian akan berlanjut dengan pembahasan mendalam mengenai Sirah Umar bin Khattab, sosok pemimpin yang dikenal dengan ketegasan dan keadilannya.

Kajian ini semakin diminati, terutama oleh mahasiswa dan para pecinta diskusi Islam. Jumlah peserta yang hadir terus bertambah, mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap kajian sejarah Islam yang disajikan secara akademis dan dialogis.

Selain menghidupkan kajian rutin, Nurkholis juga tengah merancang proyek literasi berupa taman baca di wilayah Paiton, Probolinggo. Menurutnya, kemajuan suatu daerah sangat bergantung pada tingkat literasi masyarakatnya.

Oleh karena itu, inisiatif ini diharapkan mampu mendorong minat baca dan diskusi di kalangan masyarakat setempat. Ia menuturkan bahwa taman baca yang direncanakannya akan menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat untuk membaca dan berdiskusi. Tak hanya itu, fasilitas ini juga akan dilengkapi dengan musala guna menunjang kenyamanan pengunjung yang ingin beribadah.

“Saya akan membuat taman baca yang lengkap dengan musalanya. Insya Allah, di area Paiton,” ujar Nurkholis saat diwawancarai.

Sebagai mantan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Malang dan Yogyakarta, Nurkholis mengaku bahwa semangat berkaryanya tidak terlepas dari proses kaderisasi yang ia jalani selama menjadi bagian dari organisasi tersebut.

“Di HMI, saya dibentuk untuk menjadi insan pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam. Hal ini yang memotivasi saya untuk terus mencetak kader-kader potensial,” ungkapnya.

Kajian Sirah Nabawiyah yang ia rintis merupakan bagian dari cita-cita luhurnya dalam membentuk masyarakat yang meneladani sosok manusia paripurna, yakni Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, umat Islam perlu memahami perjalanan hidup Rasulullah agar dapat meniru keteladanan beliau dalam berbagai aspek kehidupan.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa membaca Sirah Nabawiyah bukan sekadar memahami sejarah, melainkan juga menemukan inspirasi dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Sejarah para sahabat, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab, memberikan banyak pelajaran tentang kepemimpinan, kejujuran, dan pengorbanan dalam membangun peradaban Islam.

Nurkholis berharap kajian ini dapat terus berkembang, tidak hanya di Raluna Coffee tetapi juga di berbagai tempat lainnya. Ia membuka peluang bagi siapa saja yang ingin bergabung, baik dari kalangan akademisi, mahasiswa, maupun masyarakat umum.

Selain itu, ia juga mengajak berbagai pihak untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan taman baca yang tengah ia rancang. Dengan semakin banyaknya fasilitas literasi di Paiton, ia optimistis bahwa daerah tersebut akan melahirkan generasi yang lebih cerdas dan berdaya saing tinggi.

“Kalau masyarakat Paiton dan Probolinggo secara umum ingin naik kelas, maka mereka harus mencintai literasi, mulai dari membaca hingga diskusi. Tanpa keduanya, SDM yang ada tidak akan berkembang dengan optimal,” tegasnya.

Menurutnya, semangat literasi harus dibangun sejak dini. Oleh karena itu, taman baca yang ia rintis tidak hanya akan menyediakan koleksi buku-buku Islam, tetapi juga literatur umum yang dapat memperkaya wawasan masyarakat.

Dengan adanya inisiatif kajian dan taman baca ini, diharapkan akan lahir lebih banyak generasi yang memiliki pemahaman keislaman yang kuat serta kecintaan terhadap ilmu pengetahuan.

Nurkholis optimistis bahwa literasi dan diskusi yang terus berkembang akan membawa perubahan positif bagi masyarakat Paiton dan sekitarnya. Sebagai penutup, Nurkholis menegaskan bahwa kajian Sirah Nabawiyah bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan bagian dari misi dakwah untuk membangun umat yang lebih baik.

“Semoga dengan kajian ini, kita semua semakin dekat dengan teladan Rasulullah dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Sirah Abu Bakar Paiton Raluna probolinggo Sirah Nabawi Kedai Kopi Paiton Probolinggo