KETIK, MALANG – Pasangan Calon Abah Anton dan Dimyati Ayatullah menjawab tantangan tata kelola di Kota Malang. Hal itu disampaikan pada debat publik terakhir, Rabu, 20 November 2024.
Fenomena urbanisasi belakangan ini memberikan dampak bagi kehadiran Ruang Terbuka Hijau (RTH), perubahan iklim, hingga peningkatan volume sampah di Kota Malang. Abah Anton menjelaskan diperlukan perencanaan tata kota untuk menghadapi persoalan itu.
"Waktu itu (saat menjabat Wali Kota Malang) saya telah membuat pedoman untuk merencanakan pembangunan Kota Malang," ujar Abah Anton
Melalui penerapan rencana tersebut Abah Anton menyebut dapat memberikan kepercayaan bagi investor. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi dapat terwujud dan berdampak bagi masyarakat.
"Saya pernah buat masterplan dan kecamatan telah memberikan kepercayaan pada instansi salah satunya pembangunan yang sudah dilaksanakan termasuk daerah timur yang jadi prioritas kami," tambahnya.
Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Malang, Dimyati Ayatullah sempat menyinggung pengelolaan sampah. Dibutuhkan kesadaran dalam mengelola sampah sejak dini dari tingkat rumah tangga.
"Saat sampah sampai di TPS itu harus sudah terpilah sehingga manfaat sampah sudah mulai dikelola di sana. Setelah sampai TPA Supit Urang sampah yang paling sampah bisa dikelola sebagai produk bernilai ekonomis," tuturnya.
Tak hanya itu, Dimyati menyebut program yang semoat dicanangkan Abah Anton harus dihidupkan kembali. Khususnya meminta setiap mahasiswa di Kota Malang membawa satu pohon.
"Sehingga mahasiswa memiliki kontribusi terhadap oksigen di Kota Malang," ucapnya.
RTH pun harus dikelola dengan baik, termasuk menggalakkan gerakan gemar menabung air. Untuk itu pihaknya akan menargetkan 3000 sumur resapan di Kota Malang.
"Itu sebagai pencegahan banjir dan konservasi air untuk menjaga lingkungan di Kota Malang. Sinergi dengan perguruan tinggi juga perlu disatukan dengan Pemkot Malang dan masyarakat," tutupnya. (*)