KETIK, SIDOARJO – Pencegahan korupsi menjadi isu arus utama (mainstream) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. Kepala Insepktorat Andjar Surjadianto menyampaikan program-program pencegahan, pengawasan, dan penindakan terhadap pelanggaran kebijakan para pejabat. Bupati Sidoarjo Subandi menyatakan tidak segan mencopot pejabat yang melanggar.
Inspektur Andjar Sujadianto menyatakan, antara lain, bahwa Inspektorat Sidoarjo akan menjadi mitra kepala daerah untuk memberikan wawasan dalam membawa Kabupaten Sidoarjo menjadi lebih baik. Menjaga akuntabilitas manajemen kinerja, keuangan, maupun desa Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Inspektorat juga telah menerima tugas mandatory anti-korupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
”Itu menjadi tugas kami yang simultan dengan tugas-tugas lainnya,” ungkap Andjar Surjadianto saat paparan di depan para evaluator di Pendopo Delta Wibawa pada Senin (17 Maret 2025).
Dalam jangka panjang Inspektorat Sidoarjo berharap menjadi truste advisor. Lebih tinggi daripada management foresight, management insight, dan watch dog. Itu cita-cita luhur Inspektorat Sidoarjo dalam jangka panjang.
Tahap demi tahap peningkatan tugas dan fungsi Inspektorat Sidoarjo menurut Andjar Surjadianto. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Inspektorat Sidoarjo melakukan audit kepatuhan dan kinerja organisasi perangkat daerah (OPD). Selain itu, melakukan berbagai konsultasi dan pendampingan. Dan, yang tidak kalah penting ialah menjamin, mengampanyekan, mencegah, dan memberikan pendidikan anti-korupsi. Kegiatan anti-korupsi.
”Inspektorat juga telah menerima tugas mandatory anti-korupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Itu menjadi tugas kami yang simultan dengan tugas-tugas lainnya,” ungkap Andjar Surjadianto.
Dalam paparan itu juga terungkap bahwa Inspektorat Sidoarjo telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah korupsi. Perbaikan-perbaikan telah dilakukan. Namun, upaya itu rusak akibat peristiwa pada 2020. Saat terjadi operasi tangkap tangan (OTT) KPK di Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Kabupaten Sidoarjo.
Evaluator Prof Bagong Suyanto menyarankan Inspektorat Sidoarjo agar punya program unggulan. Maskot program. Misalnya, program unggulan anti-korupsi. Kalau perlu, pencegahan korupsi akan berkembang dengan sendirinya. Misalnya, menumbuhkan budaya anti-korupsi di desa.
Program unggulan ini akan berhasil memperbaiki citra Pemkab Sidoarjo yang turun. Merebut kembali kepercayaan masyarakat.
”Mohon maaf ya karena Bupati Sidoarjo tiga pendahulunya itu terjerumus dalam kasus yang sama,” kata Prof Bagong Suyanto.
Sosiolog Universitas Airlangga itu setuju kampanye anti-korupsi itu menjadi maskot program bagi Sidoarjo. Tapi, apa tagline yang menunjukkan bahwa anti-korupsi ini serius dilakukan di Sidoarjo.
Hukuman mati di China menjadi contoh yang selalu digaungkan di seluruh dunia. Mungkin tidak harus sampai seperti itu. Tapi, diperlukan cara-cara yang paling efektif. Ketegasan terhadap praktik-praktik korupsi itu.
Bupati Sidoarjo Subandi mendorong Inspektorat Sidoarjo untuk tegas menindak pelanggaran. Tanpa memandang siapa pun pelakunya. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Bupati Sidoarjo Subandi menyatakan maskot program Pemkab Sidoarjo saat ini adalah BENAH-BENAH SIDOARJO. Dirinya menjadi kepala desa saat masa pemerintahan Bupati Sidoarjo Win Hendrarso.
Pada era Bupati Saiful Ilah pun, lanjut Bupati Subandi, dirinya juga menjabat kepala desa dan pengusaha. Berikutnya menjadi Wakil Bupati Sidoarjo bersama Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor. Bupati Subandi memahami substansi cara memangku kebijakan masing-masing bupati tersebut. Yang baik diteruskan. Yang tidak ditinggalkan.
”Saya tegaskan maskot program kita adalah BENAH-BENAH Sidoarjo. Itu semuanya,” tegas Bupati Subandi.
Maskot BENAH-BENAH SIDOARJO itu diharapkan mampu menimbulkan rasa takut kepada siapa saja untuk melakukan korupsi. Kepala Inspektorat Andjar Surjadianto diminta memiliki komitmen. Harus berani dan tegas. Tidak melihat teman, rekan seangkatan, saudara. Tidak boleh melihat itu.
”Inspektorat harus loyal kepada bupati. Tegas. Agar apa yang terjadi pada dahulu tidak terulang. Berhenti,” tandas Bupati Sidoarjo Subandi. (*)