KETIK, JAKARTA – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kian memanas. Terkini Beijing memerintahkan maskapai China untuk tidak menggunakan pesawat buatan AS, Boeing.
Dilansir dari Suara.com jaringan media nasional Ketik.co.id, maskapai penerbangan China juga diminta menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang terkait pesawat dari perusahaan AS.
Salah satu maskapai terdampak adalah Juneyao Airlines China yang harus menunda pengiriman pesawat berbadan lebar Boeing karena konflik perdagangan membuat biaya pembelian produk menjadi mahal.
Akibat perang tarif yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump membuat Boeing harus membatalkan pengiriman 130 pesawat ke konsumen mereka di China. Hal ini berlaku untuk maskapai penerbangan ataupun persewaan pesawat.
Analis Bank of America (BofA) mencatat bahwa Boeing dijadwalkan untuk mengirimkan 29 pesawat tahun ini ke perusahaan Tiongkok yang teridentifikasi, tetapi menambahkan bahwa sebagian besar pelanggan yang tidak disebutkan namanya yang membeli pesawat sebenarnya adalah warga Tiongkok.
"Tiongkok mewakili sekitar 20 persen pasar untuk jet sipil besar selama 20 tahun ke depan," kata BofA Securities dalam sebuah catatan dilansir Japan Today, Rabu 16 April 2025.
Menurut data resmi AS, ekspor pesawat komersial mencapai 4,2 miliar dollar AS pada Agustus tahun lalu tetapi turun menjadi 2,6 miliar dollar AS pada September.
Jumlah tersebut merosot lebih jauh pada Oktober dan November. Pada Desember, ketika pengiriman Boeing secara bertahap dilanjutkan, jumlahnya naik menjadi 3,1 miliar dollar AS.
Produksi Boeing melambat secara signifikan setelah masalah kualitas yang muncul akibat insiden dalam penerbangan pada Januari 2024, dan dua pabrik kemudian lumpuh akibat pemogokan pada musim gugur.
CEO Boeing Kelly Ortberg sebelumnya menekankan bahwa perusahaan tersebut mendukung 1,8 juta pekerjaan di Amerika Serikat. Pembekuan pengiriman akan berdampak langsung pada grup tersebut, yang secara tradisional menerima 60 persen dari harga saat pengiriman.
Dengan kesulitan yang dialaminya pada tahun 2024, Boeing sudah sangat bergantung pada arus kas yang telah terkuras oleh pandemi Covid-19 dan berbagai masalah lainnya. Selain kekhawatiran seputar Beijing, Boeing kemungkinan juga akan terbebani oleh bea masuk yang lebih tinggi. (*)