Dibangun Era Bupati Sri Purnomo, Pemanfaatan Menara Masjid Agung Sleman Ternyata Tak Seperti Rencana Semula

Jurnalis: Fajar Rianto
Editor: Naufal Ardiansyah

25 Agustus 2024 01:41 25 Agt 2024 01:41

Thumbnail Dibangun Era Bupati Sri Purnomo, Pemanfaatan Menara Masjid Agung Sleman Ternyata Tak Seperti Rencana Semula Watermark Ketik
Menara Masjid Agung Dr Wahidin Soedirohoesodo Sleman terlihat dari kejauhan. (Foto: Fajar Rianto/Ketik.co.id)

KETIK, YOGYAKARTA – Di tengah kabar akan dirombaknya (rehab fasad) Masjid Agung Sleman tahun 2025 mendatang, zaat ini menara berarsitektur Jawa modern yang berdiri megah di halaman depan Masjid Agung Sleman itu kembali jadi sorotan.

Berada di pinggir jalan utama kompleks perkantoran Pemkab Sleman, menara setinggi 68 meter ini memang stategis dan menarik perhatian.

Dirangkum dari website resmi Masjid Agung Sleman, Setda Sleman dan DPUPKP Pemkab Sleman, disebutkan keberadaan Masjid Agung Sleman diresmikan 25 Juni 1990 oleh Samirin Bupati Sleman kala itu.

Namun, sejak diresmikan hingga tahun 2017 di area masjid ini belum dilengkapi adanya menara. Sedangkan menilik sejarahnya, masjid dengan kapasitas 1.200 jamaah tersebut dibangun pada 20 Mei 1986 dan menjadi salah satu masjid yang sering disinggahi para wisatawan.

Disebutkan pula karena aktivitas sosial ekonomi di sekitar masjid tumbuh berkembang, kisaran 2016 silam masjid ini mendapat penghargaan sebagai Masjid Paripurna Nasional dari Kementerian Agama RI.

Era Bupati Sri Purnomo

Nah, di era Bupati Sri Purnomo awal mula menara tersebut dibangun. Perencanaan pembangunan menara dilakukan pada tahun 2015. Sedangkan kontrak pembangunan menara masjid tahap pertama itu ditandatangani 28 Juni 2017.

Berikutnya per 3 Juli 2017 proyek pembangunan menara yang didanai APBD Sleman mulai dikerjakan oleh salah satu kontraktor dari Jawa Timur.

Foto Gerbang berikut bagian bawah menara Masjid Agung Sleman terlihat gagah dari luar. (Foto: Fajar Rianto/Ketik.co.id)Gerbang berikut bagian bawah menara Masjid Agung Sleman terlihat gagah dari luar. (Foto: Fajar Rianto/Ketik.co.id)

Pengerjaan fisik tahap pertama meliputi penanganan struktur pondasi hingga struktur paling atas. Kemudian tahun 2018 dilanjutkan tahap berikutnya hingga pembangunan menara tersebut selesai.

Menara Masjid Agung Dr Wahidin Soedirohoesodo diresmikan oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo pada periode jabatan keduanya Jumat (22/2/2019) silam dan saat itu diharapkan menjadi ikon Kabupaten Sleman.

Struktur Menara

Struktur menara Masjid Agung Sleman terdiri dari 8 lantai. Komponen bangunan terdiri dari bangunan cor menara setinggi 68 m dengan diameter 3,6 m dan sebagai letak fungsi mesin lift sampai diketinggian 56 m. Sementara para pengujung bisa menjangkau dengan lift di ketinggian 52 m.

Semula direncanakan, lantai 1 seluas 16 m x 16 m berfungsi sebagai ruang Lobby dan ruang Pengelola / Takmir. Lantai 2 seluas 16 m x 16 m berfungsi sebagai ruang perpustakaan dan poliklinik. Lantai 3 seluas 16 m x 16 m berfungsi sebagai ruang pertemuan.

Kemudian lantai 4 seluas 16 m x 16 m berfungsi sebagai ruang pandang 1. Selanjutnya lantai 5 seluas 12 m x 12 m berfungsi sebagai ruang pandang 2. Lantai 6 seluas 6,7 m x 6,7 m berfungsi sebagai ruang pandang 3. Serta lantai 7 seluas diameter 6,5 m berfungsi sebagai ruang pandang puncak menara (elevasi 55 m), dan lantai 8 seluas diameter 3,6 m berfungsi sebagai ruang lift.

Foto Eternit gedung menara masjid Agung Sleman sisi barat terlihat ambrol meninggalkan lubang cukup besar. (Foto: Fajar Rianto/Ketik.co.id)Eternit gedung menara masjid Agung Sleman sisi barat terlihat ambrol meninggalkan lubang cukup besar. (Foto: Fajar Rianto/Ketik.co.id)

Pembangunan menara masjid ini juga dimaksudkan sebagai pemandu arah posisi Masjid Agung Sleman. Sehingga memudahkan umat Islam yang akan beribadah.

Selain itu keberadaan menara ini juga diharapkan menjadi daya tarik wisata. Terlebih menara tersebut dapat dinaiki menggunakan lift. Sehingga para pengunjung dapat melihat pemandangan wilayah Sleman dari ketinggian.

Disebutkan pula dalam website resmi tadi bahwa konsep menara ini mengacu corak bangunan utama Masjid Agung Sleman yakni klasik bernuansa Jawa.

Di sisi lainnya menara ini juga dimaksudkan sebagai bangunan penunjang masjid. Memiliki multi fungsi menunjang siar agama Islam, penanda/ikon kawasan Pemda Sleman, maupun fungsi menara mercusuar-nya Masjid Agung Sleman. Sekaligus fungsi rekreatif religi di komplek Masjid Agung Sleman.

Perlu diketahui untuk membangun menara ini Pemkab Sleman menghabiskan anggaran yang tidak sedikit bersumber dari APBD tahun 2017 - 2018. Proses penganggarannya dalam 2 tahap.

Tahap pertama menelan dana sebesar Rp 7,95 miliar. Sementara sisanya Rp 4,36 miliar dikucurkan pada tahap kedua. Sehingga jumlahnya mencapai Rp 12,2 miliar. Tidak hanya itu, anggaran cukup besar juga dikucurkan tahun 2019 untuk mendanai proyek penataan halaman sekitarnya. Meliputi pekerjaan gapura dan kolam air mancur dengan total anggaran mencapai Rp1,2 miliar.

Kini bagian menara tersebut dipergunakan sebagai kantor lembaga keagamaan atau ormas antara lain Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), BAZNAS Sleman, Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Selain itu terdapat pula beberapa ruangan. Termasuk ruang transit ketika pengunjung menggunakan tangga. Serta ruang kaca yang berfungsi untuk melihat pemandangan area sekitar dari ketinggian 27 meter dan 52 meter.

Keberadaan lift

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa di dalam menara ini disediakan lift bagi pengunjung. Ukuran core lift atau dinding tempat lorong lift menara diameternya tiga meter dan bisa memuat delapan orang.

Nah, keberadaan lift dalam menara masjid tersebut rencana semula disediakan bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan pemandangan sekitar kawasan Pemkab Sleman maupun panorama Gunung Merapi dari ketinggian.

Sumber lain menyebut pada saat peresmian Bupati Sleman Sri Purnomo kala itu juga mengungkapkan. Bahwa pembangunan menara tersebut merupakan sarana dalam rangka memakmurkan masjid dan melengkapi sarana Masjid Agung Sleman.

Suami Bupati Sleman Kustini (saat ini) tersebut juga menyatakan tidak hanya sampai disitu. Pemerintah Kabupaten Sleman akan terus mengupayakan secara berkesinambungan menyempurnakan sarana Masjid Agung Kabupaten Sleman.

Tidak Sesuai Rencana Semula

Seperti diketahui bahwa awal perencanaan bangunan ini bakal dimanfaatkan sebagai salah satu lokasi wisata religi di Sleman. Di tempat ini para pengunjung dapat menikmati pemandangan sekitar dari ketinggian. Sekaligus diperuntukkan bagi kantor lembaga-lembaga keagamaan. 

Namun, sejak diresmikan ternyata pemanfaatannya tidak optimal. Hingga saat ini sebagian bangunan menara tersebut belum dapat dinikmati (terbuka) bagi masyarakat umum seperti rencana semula.

Saat Ketik.co.id, Jumat 23 Agustus 2024 mengamati kondisi menara Masjid Agung Sleman dari luar, menemukan kondisi dinding menara di beberapa titik telah lepas atau copot lapisan luarnya. 

Sementara eternit gedung menara sisi barat terlihat ambrol meninggalkan lubang besar. Sedangkan kondisi cat pada bagian luar terlihat kotor kehitaman dibeberapa sudutnya menandakan menara ikonik ini tidak tersentuh perawatan.

Terpisah Sekda Sleman Susmiarto saat dikonfirmasi mengaku baru mengetahui soal kabar ini dan akan mencermati keadaannya. Termasuk menyampaikan hal ini kepada Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo selaku pemangku kebijakan saat ini. (*)

Tombol Google News

Tags:

Menara Masjid Agung Sleman Masjid Agung Dr Wahidin Soedirohoesodo pembangunan Tidak Sesuai Peruntukan Pemkab Sleman Bupati Sleman Sekda Sleman Kejari Sleman Kejati DIY