Dishub Jatim Nilai Mudik 2025 Cenderung Landai, Tidak Ada Penumpukan Penumpang

29 Maret 2025 14:20 29 Mar 2025 14:20

Thumbnail Dishub Jatim Nilai Mudik 2025 Cenderung Landai, Tidak Ada Penumpukan Penumpang Watermark Ketik
Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono saat diwawancarai, Sabtu, 29 Maret 2025. (Foto: khaesar/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Dinas Perhubungan Jawa Timur (Dishub Jatim) menilai angkutan masa selama mudik Lebaran 2025 kali ini cenderung landai. Sehingga Lebaran tahun ini tidak adanya penumpukan penumpang seperti tahun-tahun sebelumnya

"Jadi kan kemarin tanggal 28 (Maret 2025) itu adalah puncak mudik, Ya puncak mudik kita relatif lenggang saja, tidak ada penumpukan penumpang," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishu) Jatim, Nyono saat ditemui usai acara pemberangkatan mudik gratis di depan Kantor Dishub Jatim, Sabtu, 29 Maret 2025.

Namun, Nyono menyebut penumpukan penumpang hanya terjadi di Pelabuhan Ra'as, Kabupaten Sumenep dan Pelabuhan Jamrud Selatan, Kota Surabaya. Namun, hal itu tak berlarut lama.

"Kemarin ada penumpukan penumpang di Ra'as tapi sudah selesai di pelabuhan Ra'as, kemudian di pelabuhan Surabaya di Jamrud Selatan sudah ada di Masalembu sudah terangkut semua. Jadi efektif menurut saya darat, laut, udara, kereta landai enggak ada masalah," ungkapnya.

Berdasarkan data Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) jumlah pemudik tahun ini secara nasional turun sekitar 25 persen dibanding tahun lalu. Tahun lalu jumlah pemudik 193,6 juta, tahun ini menjadi 146 juta.

"Di Jawa Timur (jumlah pemudik),  turun juga turun juga sekitar 25 persen yang masuk ke Jatim," kata Nyono.

Menurut Nyono kebijakan work form anyware (WFA) atau kerja dari mana saja bagi aparatur sipil negara (ASN) dan BUMN mempengaruhi jumlah hal tersebut. Waktu libur yang panjang membuat pemudik terdistribusi mudik  di waktu yang berbeda.

"Work from anywhere itu juga berpengaruh karena apa Karena puncak itu sebaiknya kita dispersi, kita ratakan sehingga tidak ada puncak ya supaya merata semua," ujarnya.

Sarana dan prasana mudik tidak boleh terjadi penumpukan penumpang karena akan menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, sebisa mungkin kebijakan dibuat agar masyarakat bisa mudik di waktu yang berbeda.

"Kemampuan prasarana kita itu tidak boleh pada posisi yang pick, manusia yang  dari satu titik satu waktu bergerak bersama-sama itu akan terjadi bencana, ya jangan sampai terjadi, sehingga itu akan kita usahakan untuk kita ratakan," pungkas dia. (*)

Tombol Google News

Tags:

Nyono mudik #riyoyoan Dinas Perhubungan Jatim Jawa timur Mudik gratis