KETIK, PACITAN – Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhamadiyah 04 Gembuk, Kebonagung, Pacitan, Fahmi Ramdhan Ghifari, kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional, setelah sebelumnya meraih medali perunggu pada Kejuaraan Nasional Danjen Kopassus Shooting Championship 2025 di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Fahmi berhasil lagi menyabet medali emas dalam ajang Seleksi Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025 di Malang pada 16-18 Mei 2025 lalu.
Emas diraih Fahmi pada kategori WRABF 25 meter.
Hasil ini sekaligus menjadi poin penting bagi Fahmi untuk mewakili Provinsi Jawa Timur pada Popnas 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada September mendatang di Senayan, Jakarta.
Tidak hanya Fahmi, sang ayah yang juga pelatih sekaligus guru di MTs 04 Gembuk, Bambang Edi, turut meraih medali emas pada kelas WRABF 25 meter Heavy Rifle (HR) Prestasi dalam ajang yang sama.
Selanjutnya, Fahmi dijadwalkan akan bertanding dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur yang akan digelar pada Juni 2025. Ia akan bergabung bersama tim menembak Kabupaten Pacitan untuk kembali mengukir prestasi.
Diketahui, keduanya merupakan pasangan ayah dan anak yang aktif dalam dunia olahraga menembak.
Sejak Kecil Pegang Senapan, Fahmi Dilatih Ayah dan Tentara
Fahmi (kiri) dan ayahnya saat meraih juara dalam kejuaraan menembak piala Perbakin Kota Malang. Mereka kompak menjadi atlet olahraga menembak. (Foto: Bambang for Ketik.co.id)
Ayah Fahmi, Bambang Edi menjelaskan bahwa hingga saat ini, Fahmi telah mengikuti 27 kompetisi menembak di berbagai tingkatan, dengan raihan medali pertamanya pada tahun 2020.
Ketertarikan Fahmi terhadap olahraga menembak sudah tumbuh sejak usia dini.
“Ketertarikannya sudah sejak kecil, tapi mulai serius berlatih sejak usia 10 tahun, saat masih duduk di bangku kelas 3 MIM Wonoanti 2. Pertandingan pertamanya diikuti pada tahun 2018 di Ponorogo,” ujar Bambang, Rabu, 21 Mei 2025.
Dalam kesehariannya, Fahmi berlatih secara rutin tiga kali seminggu, dan intensitas latihan ditingkatkan menjadi setiap hari menjelang pertandingan.
“Latihan biasanya dilakukan di rumah bersama saya. Kami juga dibimbing oleh Pelda Arianto dari Koramil Punung,” tambahnya.
Prestasi Fahmi diraih dengan perjuangan dan pengorbanan, termasuk dalam hal pembiayaan. Untuk satu sesi latihan, dibutuhkan minimal satu kaleng peluru seharga Rp215 ribu.
Menjelang kejuaraan, kebutuhan bisa meningkat hingga tiga kaleng. Selain itu, setiap ajang lomba menuntut biaya pendaftaran sekitar Rp200 ribu.
Meski demikian, pihak keluarga mengaku bersyukur atas pencapaian Fahmi.
“Kami sangat senang dan bangga. Harapannya, ini bisa menjadi jalan untuk masa depan Fahmi sekaligus mengangkat nama Kabupaten Pacitan di tingkat nasional,” ucapnya.
Di akhir pernyataannya, Bambang Edi mengajak para pelajar untuk lebih aktif menekuni bidang yang positif.
“Daripada waktu habis untuk bermain gadget, lebih baik diarahkan ke kegiatan yang menghasilkan prestasi. Kami juga berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan lebih bagi atlet muda seperti Fahmi yang berpotensi mengharumkan nama daerah di tingkat nasional,” pungkasnya. (*)
