KETIK, PACITAN – Dunia pendidikan Pacitan tengah menghadapi krisis kekurangan guru.
Data terbaru dari Dinas Pendidikan (Dindik) mencatat, per Mei 2025 total kekurangan tenaga pendidik di sekolah negeri mencapai 613 orang, dengan jumlah tertinggi berada di jenjang Sekolah Dasar (SD).
“Untuk jenjang SD kekurangan mencapai 538 guru. Paling banyak guru kelas,” ungkap Rino Budi Santoso, Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dindik Pacitan, Selasa, 20 Mei 2025.
Rinciannya, SD kekurangan:
- Guru Kelas: 273
- Guru PAI: 94
- Guru PJOK: 88
- Kepala Sekolah: 83
Sementara untuk SMP, kebutuhan tenaga pendidik yang belum terpenuhi mencapai 75 guru. Yang paling menonjol adalah kekurangan guru TIK (24 orang), BK (14), dan Bahasa Jawa (13).
Kekurangan guru di Pacitan diperparah oleh ketimpangan antara jumlah guru yang pensiun dan guru yang diangkat sebagai ASN atau PPPK.
“Setiap tahun, bisa 100 sampai 200 guru pensiun. Tapi yang diangkat jumlahnya jauh di bawah itu,” kata Rino menjelaskan penyebabnya.
Rino mengatakan, faktor anggaran menjadi penghambat utama. Meski kebutuhan tinggi, pengangkatan guru bergantung pada alokasi dana dari pemerintah daerah.
“Kalau anggarannya tidak ada, kuota formasi juga terbatas,” tegasnya.
Kondisi ini membuat kekurangan guru terus bertambah setiap tahunnya.
Selain itu, mulai tahun 2025, pemerintah pusat juga secara resmi melarang rekrutmen tenaga honorer, termasuk guru tidak tetap (GTT).
Padahal, kebutuhan guru belum mampu tertutupi sepenuhnya oleh formasi ASN/PPPK.
"Kalau tetap rekrut GTT, kita melanggar aturan. Tapi kalau tidak, sekolah ya kekurangan guru," kata Rino Budi Santoso.
Masalah lain, formasi guru yang dibuka pun kerap tidak sesuai dengan kualifikasi GTT yang ada.
“Misalnya, kita butuh guru PAI, tapi di database GTT tidak tersedia sebanyak itu. Jadi kekurangan tetap terjadi,” jelas Rino.
Walaupun tahun ini ada tambahan 95 guru dari seleksi PPPK dan potensi regrouping SD yang bisa menambah 43 formasi, jumlah itu belum cukup menutup kekurangan secara keseluruhan.
“Baru bisa menutupi kebutuhan 138 guru,” tutup Rino. (*)