KETIK, PONTIANAK – Vina Meisha Maulidia, seorang pemudi berbakat asal Pontianak, Kalimantan Barat, berkomitmen menjadikan pendidikan sebagai fondasi perubahan nasional.
Dengan usianya yang baru 19 tahun, Vina telah menunjukkan dedikasinya melalui berbagai pencapaian dan aktivitas yang luar biasa.
Sebagai seorang mahasiswi, ia memahami betapa pentingnya pendidikan dalam menciptakan generasi muda yang berkualitas.
Berbekal pengalaman sebagai juara pertama lomba pidato tingkat Provinsi Kalimantan Barat dan keterlibatannya dalam berbagai kompetisi bergengsi, seperti Kompetisi Ilmu Ekonomi Nasional, Vina percaya bahwa pendidikan bukan hanya hak, melainkan kebutuhan mendasar yang harus diperjuangkan.
"Alhamdulillah saya juga terpilih sebagai The Best Putri Hijab Academy Kalimantan Barat Batch 2 tahun 2024, yang mana ini menunjukkan betapa pentingnya peran perempuan dalam menginspirasi perubahan. Saya sangat berterima kasih kepada Abah Elviar Muhtadin, tanpanya saya bukanlah apa-apa yang selalu memberi pesan bahwa kunci hidup suskes itu adalah ibadah. Saya juga sangat bersyukur lahir dari seorang rahim wanita yang hebat, yaitu Bunda Lina Anis Rahayu," kata Vina kepada Ketik.co.id, Sabtu (21/12/2024).
Pemilik akun media sosial Instagram @vinaameisya menjadikan pendidikan sebagai fokus utama advokasinya karena ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu masa depan yang lebih baik.
Menurutnya, pendidikan tidak hanya membangun kecerdasan akademik, tetapi juga mengasah kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kesiapan individu untuk menghadapi tantangan global.
"Dalam perjalanan advokasi, saya sering bertemu dengan anak-anak yang tidak memiliki akses pendidikan yang memadai, terutama di daerah terpencil di daerahnya. Hal ini mendorong untuk menjadi suara bagi yang merasa terpinggirkan, agar mereka memiliki peluang yang sama untuk meraih mimpi-mimpi besar," imbuhnya.
Namun, Vina sebagai anak tunggal yang hobi traveling, memasak, dan membuat kue ini menyadari bahwa perjalanannya tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah mengubah pola pikir masyarakat yang masih memandang pendidikan sebagai sesuatu yang kurang penting, terutama bagi perempuan.
"Selain itu, keterbatasan akses terhadap teknologi di wilayah terpencil menjadi hambatan lain yang harus diatasi. Meski begitu, perkembangan teknologi juga membuka peluang besar untuk memperluas akses pendidikan melalui platform digital, sehingga lebih banyak anak muda dapat belajar tanpa batas geografis," ungkapnya.
Dalam advokasinya, Vina tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak nyata. Ia terlibat langsung sebagai relawan, memberikan kontribusi kepada masyarakat, dan menciptakan dampak positif.
Melalui pengalamannya, dirinya belajar bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Ia merasa terinspirasi oleh semangat generasi muda yang ditemui dan percaya bahwa potensi anak-anak Indonesia sangat besar jika diberikan kesempatan yang tepat.
Harapannya di masa depan adalah menciptakan program pendidikan yang inklusif, interaktif, dan menyenangkan, sehingga semua anak muda dapat menikmati proses belajar. Ia juga ingin mendorong lebih banyak perempuan muda untuk berani mengambil peran sebagai agen perubahan.
Menurutnya, perempuan yang terdidik memiliki kekuatan untuk membangun generasi emas yang akan membawa bangsa ini menuju masa depan yang gemilang.
"Saya mengajak seluruh masyarakat, khususnya perempuan, untuk bersama-sama mendukung upaya pendidikan, karena setiap langkah kecil adalah harapan bagi mereka yang membutuhkan. Mari menjadi inspirasi dan bagian dari perubahan, karena masa depan dimulai dari hari ini," tandasnya menutup penyampaian. (*)