KETIK, JAKARTA – Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman mulai dari ras, agama, suku dan kebudayaan menjunjung tinggi perbedaan dan toleransi dalam kehidupan sosial masyarakat, dimana setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Berangkat dari hal tersebut, Bangsa Indonesia menjunjung tinggi toleransi dan perbedaan yang tertera dalam landasan bangsa Indonesia yakni Pancasila. Hal ini diwujudkan sebagai bagian dari penerapan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketua BKSAP (Badan Kerjasama Antar Parlemen) DPR RI Fadli Zon mengatakan sebagai negara yang memiliki banyak keberagaman, Indonesia mengecam dan mengutuk berbagai teror dan tindakan yang didasari atas kebencian terhadap suatu agama tertentu, sebagaimana fenomena Islamophobia yang terjadi di beberapa negara di Eropa akhir-akhir ini
"Indonesia sangat menyesalkan pembakaran kitab suci Al-Qur’an, dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad. Hal ini jelas-jelas mencederai nilai kemanusiaan dan memperkeruh upaya mewujudkan perdamaian dunia melalui toleransi antarumat beragama.”, jelas Fadli Zon dalam pertemuan bilateral dengan Parlemen Swedia di the 148th Inter-Parliamentary Assembly (IPU) Assembly, Jenewa, Swiss.
Lebih lanjut, hal senada juga diutarakan oleh Wakil Ketua Parlemen Swedia Lundgren, dirinya menyatakan komitmen Swedia sebagai negara yang menjunjung tinggi keberagaman dan penghormatan terhadap umat beragama.
Di tengah dunia yang sedang tidak baik-baik saja, diperlukan upaya kolektif untuk mewujudkan perdamaian, salah satunya yakni dengan menjunjung tinggi penghormatan terhadap keberagaman dan mengedepankan dialog dalam mengatasi berbagai konflik.
"Kami mengecam berbagai tindakan yang mengatasnamakan identitas tertentu dan melakukan penghinaan terhadap agama maupun simbol dan identitas agama," tambah Lundgren.
Dalam kesempatan ini, DPR RI juga menyampaikan kembali komitmen Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina serta menentang berbagai tindakan barbar Israel baik berupa okupansi yang berlangsung berpuluh-puluh tahun, maupun berbagai serangan yang telah menewaskan ribuan masyarakat sipil tak berdosa di Palestina.
Swedia sebagai negara Uni Eropa pertama yang menyuarakan dukungannya terhadap Palestina, mendorong terwujudnya solusi dua negara atau two state solution untuk mengakhiri konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina.(*)