KETIK, MALANG – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang mengelar Seminar Kebangsaan memperingati Sumpah Pemuda ke-96 dan Hari Pahlawan, Sabtu 2 November 2024. Kegiatan tersebut untuk menumbuhkan rasa nasionalisme para mahasiswa.
Kepala Pusat Studi Wawasan Kebangsaan Unitri Malang, Agustinus Ghunu menyampaikan seminar itu diikuti oleh 800 mahasiswa baru angkatan 2024. Selain itu mahasiswa semester atas yang memprogram mata kuliah Wawasan Kebangsaan.
"Setiap hari-hari besar yang sangat penting itu akan kita rayakan. Kali ini kita satukan Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, mengambil tema tentang Generasi Milenial Dan Gen Z, Pahlawan Masa Depan Tantangan Dan Peluang," katanya.
Agustinus menilai tantangan terbesar generasi muda sekarang yaitu karakter daya juang. Ia mengibaratkan generasi sekarang seperti stroberi. Yakni cepat tumbuh dan matang namun akan cepat membusuk kalau tidak segera dikonsumsi. Dikatakannya, generasi muda awalnya kuat namun kemudian mudah sekali putus asa dan menyerah terhadap tantangan.
Kepala Pusat Studi Wawasan Kebangsaan Unitri Malang, Agustinus Ghunu. (Foto: Sholeh/Ketik.co.id)
"Jadi kita mau generasi muda yang punya karakter punya daya juang, punya komitmen di dalam menata masa depan bangsa ini, dengan tantangan geopolitik tantangan globalisasi yang tidak mudah bagi mereka," jelasnya.
Agustinus menyebutkan ada tiga tantangan besar generasi muda sekarang. Yaitu pengetahuan, keterampilan dan attitude atau sikap karakter kepribadian yang tahan banting dengan tantangan apapun.
Diharapkan, dengan adanya seminar itu, selain mahasiswa bisa menghargai dan menghormati jasa-jasa para pahlawan, mereka juga memahami pentingnya karakter yang berbudi pekerti dan berdaya juang.
"Kemudian mahasiswa memahami bahwa kesempatan untuk berjuang atau berusaha itu selalu terbuka. Tapi yang dituntut dari mereka adalah bagaimana kreativitas dan inovatif dengan situasi yang ada," jelasnya.
Oleh karena itu, dalam seminar tersebut Unitri Malang mendatangkan beberapa pemateri untuk membagikan pengalaman. Ada pemateri dari kalangan wirausahawan, dosen dan juga sejarawan.
Kemudian ada juga pemateri tokoh mewakili generasi pernah muda yang membagikan materi mengenai karakter daya dan juang tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan globalisasi.
"Kami mendatangkan pemateri semula sebenarnya ada sekitar 5 orang. Kemudian beberapa diantara mereka berhalangan. Sehingga yang hadir tiga orang di sini," urai Agustinus. (*)