Jelang Lebaran, Permintaan Keripik Buah di Kota Batu Naik 100 Persen

Jurnalis: Sholeh
Editor: Gumilang

23 Maret 2024 09:30 23 Mar 2024 09:30

Thumbnail Jelang Lebaran, Permintaan Keripik Buah di Kota Batu Naik 100 Persen Watermark Ketik
Khamim Tohari sedang merapikan keripik buah di rumah produksi Kendedes Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.(Foto: Sholeh/ketik.co.id)

KETIK, BATU – Menjelang Lebaran, permintaan keripik buah di rumah produksi Kendedes Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur naik 100 persen. Bahkan, kenaikan itu telah terjadi sejak awal Puasa Bulan Ramadan 1445 H. 

Khamim Tohari, pemilik keripik buah Kendedes bersyukur pada bulan puasa kali ini permintaan naik drastis. Harapannya, permintaan tinggi kali ini bisa mengangkat omzet.

Karena pada Pandemi kemarin, produksi keripik buah stagnan atau tidak ada ada kenaikan omzet penjualan. "Setelah Pandemi kita mulai merangkak dan awal puasa kami mengalami peningkatan permintaan yang luar biasa Alhamdulillah," katanya, Sabtu (23/3/2024).

Kendedes memproduksi beberapa keripik berbahan dasar buah. Seperti Keripik Apel, Nangka, Salak, Nanas, Rambutan dan Mangga. Khamim mengakui, permintaan tahun ini datang dari berbagai berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jatim sendiri.

Foto Seorang pegawai sedang mengupas buah di rumah produksi Kendedes Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.(Foto: Sholeh/ketik.co.id)Seorang pegawai sedang mengupas buah di rumah produksi Kendedes Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.(Foto: Sholeh/ketik.co.id)

"Menjelang Lebaran masyarakat membutuhkan Oleh-oleh dan juga hidangan di rumah. Sehingga meskipun sembako naik kita tidak akan berpengaruh terhadap usaha Keripik Buah kami," lanjutnya.

Khamim menyebutkan, pada bulan puasa kali ini, 4 kuintal Keripik Buah ia produksi perhari. Hal itu naik seratus persen dibandingkan hari biasa. Yangmana sebelum bulan puasa, pihaknya memproduksi sekitar 2 kuintal Keripik Buah sehari. 

Untuk memenuhi permintaan pasar yang begitu tinggi, ia menerapkan sistem lembur kepada karyawan yang selama ini membantunya.

"Yang bekerja tetap, tidak nambah. Hanya waktu saja yang nambah jadi lembur. Dengan dikerjakan di rumah setelah jam kerja dengan sistem borongan," urai Khamim.

Khamim menjual keripik buah secara online maupun offline. Ia memiliki karyawan khusus yang live streaming di media sosial untuk mempromosikan keripik buah.

Menurutnya, omzet penjualan hampir imbang antara penjualan online dan offline. Kalau online biasanya langsung konsumen. Sedangkan, offline biasanya pedagang reseller grosir.

"Macam macam harga, harga eceran dan grosir. Mulai dari Rp 90 hingga Rp 160 ribu perkilo. Tentunya harganya berbeda karena kualitas dan tergantung jenis keripiknya," tegasnya. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Kota Batu keripik buah puasa Ramadan Idul Fitri