KETIK, SURABAYA – Kampung bernuansa negeri Sakura, Jepang di RW 01/RT 05 Kelurahan Banjar Sugihan, Surabaya pada saat Hari Raya Idulfitri 1446 H siap menampung pengunjung. Sebab, selama bulan Ramadhan, tempat wisata cocok untuk spot foto tersebut sepi pengunjung.
Nuansa kampung Jepang di atas dikelola pengurus RW 01 Kelurahan Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes. Persisnya lokasi kampung tersebut terletak di Jalan Manukan Lor IVi, RT 0/.RW 01, samping Gedung Puskesmas.
Seusai halal bi halal, warga Kota Surabaya Barat bisa memilih tempat wisata alternatif untuk spot foto di kampung Jepang. Masuk lokasi tempat wisata spot foto tersebut gratis.
Seperti diketahui, pengunjung yang menuju ke kampung Jepang harus melewati gang kampung. Di ujung gang sudah melihat tanaman bunga sakura. Bunga dari plastic tersebut ada yang berwarna putih dan pink.
“Lokasi kampung nuansa Jepang ini awalnya kumuh, tempat pembuangan sampah,” kata Dianjar Bayoe Guritno, salah seorang pengurus kampung nuansa Jepang, Selasa, 1 April 2025.
Ibu-ibu pengunjung kampung nuansa Jepang berswafoto pakai busana Kimono (Foto: Dianjar Bayoe Guritno for Ketik.co.id)
Warga Kota Surabaya yang ingin datang ke kampung nuansa Jepang bisa datang setiap hari sejak pagi hingga sore. “Malam tutup karena penerangannya kurang memenuhi syarat,” ujar Bayoe.
Mereka yang ingin memakai baju adat seperti warga Jepang bisa menyewa baju dengan tarif Rp25 ribu. Paket sewa baju terdiri dari busana kimono, sandal (bakiak), dan payung.
Sriatin, salah seorang ibu rumah tangga merasa puas masuk kampung nuansa Jepang Banjar Sugihan. Dia merasa senang saat spot foto di lokasi wisata tersebut.
“Semua petugas di sana melayani cukup ramah kepada setiap pengunjung,” kata ibu dua anak yang tinggal di kawasan Surabaya Barat.
Pengunjung yang sudah menyewa baju bisa mengambil spot foto di semua lokasi yang dipenuhi ornamen dari negara matahari terbit tersebut. Sementara mereka yang tidak menyewa baju juga bisa mengambil spot foto secara gratis pula.
Menurut Bayoe, pada hari Raya Idulfitri 1446 H lalu yang datang di kampung nuansa Jepang ini cukup ramai. Biasanya mereka yang datang rombongan. Sedangkan rombongan anak sekolah naik odong-odong.(*)