Karimunjawa Siap Jadi Sentra Rumput Laut, Bupati Jepara Targetkan Program Berkelanjutan

23 Maret 2025 15:27 23 Mar 2025 15:27

Thumbnail Karimunjawa Siap Jadi Sentra Rumput Laut, Bupati Jepara Targetkan Program Berkelanjutan Watermark Ketik
Bupati Jepara H. Witiarso Utomo (Mas Wiwit) saat memantau budidaya rumput laut di kawasan Dukuh Mrican, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Sabtu (22/3/2025) (Foto: jepara.go.id)

KETIK, JEPARA – Karimunjawa memiliki potensi besar untuk menjadi sentra budi daya rumput laut yang produktif dan berkelanjutan. Tidak hanya sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat pesisir, sektor ini juga berpeluang menjadi daya tarik wisata berbasis maritim.

Pemerintah Kabupaten Jepara pun siap mengawal pengembangannya dengan dukungan penuh.

Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo, menegaskan keseriusannya dalam membangun sektor ini saat bertemu dengan para pembudidaya di Dukuh Mrican, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Sabtu 22 Maret 2025. Ia optimistis bahwa budi daya rumput laut harus berjalan sukses dan berkelanjutan.

"Saya ingin program ini bukan hanya berhasil sesaat, tetapi terus berkembang. Jepara harus menjadi contoh sukses dalam budi daya rumput laut," tegasnya.

Budi daya rumput laut di Karimunjawa bukanlah hal baru. Selama 25 tahun terakhir, masyarakat telah mengembangkan sektor ini secara mandiri. Kini, Pemkab Jepara siap turun tangan dengan memberikan bantuan berupa bibit dan peralatan guna memperluas lahan hingga lebih dari 500 hektare.

Bupati pun meminta para pembudidaya segera mengajukan proposal agar bantuan bisa disalurkan dengan merata. “Saya sudah berbincang dengan pak petinggi desa. Ada lebih dari 500 hektare yang bisa dikelola. Silakan ajukan proposal agar pemerintah bisa membantu sesuai kebutuhan,” ungkapnya.

Selain rumput laut, Bupati yang akrab disapa Mas Wiwit itu juga menyoroti potensi budi daya rajungan. Saat ini, pihaknya tengah mengkaji penggunaan bahan budi daya yang lebih ramah lingkungan.

Dalam pertemuan tersebut, para pembudidaya mengungkapkan kendala utama mereka, yaitu cuaca dan hama. Menanggapi hal ini, Bupati mengusulkan agar mereka belajar langsung dari Wakatobi, yang telah lebih dulu sukses dalam mengatasi tantangan serupa.

"Jika ada yang ingin belajar ke Wakatobi, kami siap memfasilitasi. Dengan begitu, sebelum investasi dari Pemerintah Pusat datang, kita sudah punya pengalaman dan strategi menghadapi tantangan,” ujarnya.

Lebih dari sekadar budi daya, Pemkab Jepara juga berencana menjadikan industri rumput laut sebagai daya tarik wisata edukasi. Konsep ini memungkinkan wisatawan melihat langsung proses pembudidayaan, panen, hingga pengolahan rumput laut.

"Saya ingin wisatawan yang datang ke Karimunjawa tidak hanya menikmati pantai, tapi juga melihat langsung bagaimana rumput laut dibudidayakan dan diolah. Dengan begitu, sektor wisata dan perikanan bisa saling mendukung," tutur Bupati.

Pemerintah Pusat telah mencanangkan pengembangan 10 ribu hektare lahan rumput laut secara nasional. Jepara menargetkan kontribusi 10 persen dari angka tersebut. Dengan produksi yang meningkat, diharapkan pasar, termasuk dari Surabaya, tertarik untuk membeli hasil panen langsung dari Jepara.

"Kalau kita bisa mengelola 1.000 hektare, itu berarti 10 persen dari target nasional. Saya ingin Jepara menjadi penyumbang utama komoditas rumput laut," ujar Bupati optimistis.

Antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Para pembudidaya menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah yang membantu membuka akses pasar dan menjembatani komunikasi dengan kementerian.

"Terima kasih atas dukungannya. Dengan program ini, kami semakin optimis bisa meningkatkan produksi dan kesejahteraan," ujar salah satu pembudidaya.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Jepara siap menjadi sentra rumput laut yang sukses dan berkelanjutan.(*)

Tombol Google News

Tags:

Jepara Karimunjawa budi daya rumput laut sentra rumput laut ekonomi pesisir wisata maritim Pemerintah Kabupaten Jepara Bupati Jepara Witiarso Utomo pengembangan rumput laut bantuan bibit