KETIK, BONDOWOSO – Ketua tim sukses atau Panglima Pemenangan Ra Hamid-Ra As'ad (Rahmad), Ahmad Dhafir mengecam tindakan sejumlah oknum yang diduga memanfaatkan nama bupati terpilih untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan cara menawarkan jabatan kepada sejumlah ASN Kabupaten Bondowoso.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua DPC Bondowoso tersebut saat ditemui di Kantor DPC PKB, Jalan Santawi Kecamatan Bondowoso, Senin, 30 Desember 2024.
Dia mengaku juga sudah mendapatkan laporan, bahwa ada sejumlah oknum yang memasang tarif pada ASN dengan kompensasi jabatan di pemerintahan Ra Hamid-Ra As'ad.
Dhafir menegaskan, Bupati Bondowoso terpilih atau Ra Hamid tidak mungkin dan tidak akan pernah melakukan tindakan seperti itu.
“Komitmen kita dari awal akan membuat inovasi yang lebih baik. Jual beli jabatan itu tidak baik, makanya tidak mungkin dilakukan,” jelas dia.
Bahkan kata dia, di awal dirinya dan Sekretaris PKB Bondowoso bertemu Ra Hamid sebelum pencalonan kepala daerah dibuka, Ra Hamid dengan tegas menyatakan tidak akan pernah melakukan jual beli jabatan.
Dia menegaskan, orientasi Ra Hamid ke depan adalah bekerja untuk percepatan pembangunan.
Dia memang jangan percaya jika ada oknum menawarkan jabatan dengan syarat harus membayar sejumlah uang.
“Saya ingin ingatkan pada ASN jangan percaya. Ra Hamid tidak akan pernah melakukan itu. Jangankan orang lain, saya selaku ketua tim, saya selaku ketua DPRD, saya selaku ketua PKB kalau menawarkan jabatan jangan dipercaya apalagi orang lain. Karena itu penipuan,” tegas dia.
Dia juga menjelaskan, bahwa penempatan kepala OPD dan sejumlah jabatan di eksekutif murni merupakan kewenangan bupati terpilih.
Ketua DPRD Bondowoso tersebut juga mengingatkan agar ASN tidak sibuk mengamankan jabatannya tetapi harus fokus melayani masyarakat.
“Ra Hamid tidak akan membagi-bagi jabatan. Tapi Ra Hamid akan memberi jabatan kepada orang yang mau bekerja. Sehingga mereka mendapatkan jabatan karena kinerja pribadinya,” tegas dia.
Jika kemudian jabatan diperoleh dengan cara membayar lanjut dia, maka mereka tidak akan fokus bekerja tetapi sibuk mengembalikan modal.
“Kalau pejabatnya sibuk mengembalikan modal. Maka visi misi Rahmad dalam percepatan pembangunan tidak akan tercapai,” kata dia.
Dirinya juga sudah mendapatkan laporan terkait adanya sejumlah oknum tersebut. Bahkan dia juga mendapatkan bukti screenshot percakapan di whatsapp antara oknum dan calon korban.
Namun demikian kata dia, tim Rahmad tidak akan mengambil langkah hukum. Namun dirinya tetap meminta agar oknum tersebut menghentikan perilaku yang tidak baik itu.
“Yang penting ASN tetap tenang. Sebab salah satu komitmen beliau (Ra Hamid) saat diminta mencalonkan di Bondowoso, tidak akan ada jual beli jabatan,” terang dia.
Diberitakan sebelumnya, terdapat beberapa oknum mengaku orang dekat bupati Bondowoso terpilih menawarkan jabatan pada sejumlah ASN dengan memasang tarif.
Tarif yang dipasang cukup bervariatif tergantung posisinya. Diantaranya promosi jabatan sekretaris kecamatan (Sekcam) dipatok dengan harga Rp75 juta. Kemudian untuk kepala bagian (Kabag) dipatok Rp500 juta.
Sementara untuk camat yang namanya masuk daftar pendukung 02 juga ditawarkan. Agar tetap bisa jadi camat oknum ini memasang harga Rp50 juta. (*)