Kiai Zuhri Zaini: Ramadhan, Bulan Syukur, Disiplin, dan Penguatan Spiritual

26 Februari 2025 09:30 26 Feb 2025 09:30

Thumbnail Kiai Zuhri Zaini: Ramadhan, Bulan Syukur, Disiplin, dan Penguatan Spiritual Watermark Ketik
KH. Moh. Zuhri Zaini saat memberikan tausiah kepada para santri di PP Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. (Foto: Ponirin/Ketik.co.id)

KETIK, PROBOLINGGO – Menjelang bulan suci Ramadhan, KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ), Paiton, Probolinggo, memberikan wejangan kepada para santri tentang esensi bulan suci Ramadhan.

Bertempat di Aula 2 PPNJ pada Selasa (25/02/2025), beliau mengingatkan bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh kemuliaan, karena di dalamnya Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup manusia.

“Al-Qur’an bukan sekadar untuk dibaca, tetapi harus dikaji, dipahami, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Sebagai bentuk syukur atas anugerah besar ini, Allah mewajibkan umat Islam untuk berpuasa. Kiai Zuhri menekankan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga latihan disiplin diri dalam menahan hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan.

“Puasa adalah bentuk syukur kepada Allah. Syukur bukan hanya diungkapkan dengan makan bersama, tetapi juga dengan menjalankan perintah-Nya dengan penuh kesadaran,” jelasnya.

Beliau juga mengingatkan bahwa mengamalkan ajaran Al-Qur’an tidaklah mudah. Dibutuhkan perjuangan dan kemampuan menahan diri dari godaan hawa nafsu. Oleh karena itu, puasa menjadi sarana melatih kendali diri agar seorang Muslim lebih mudah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

 “Jika kita mampu mengendalikan nafsu, kita akan lebih ringan dalam menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kiai Zuhri menekankan pentingnya membangun kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Ia menegaskan bahwa kebiasaan, baik atau buruk, lahir dari proses pembiasaan yang berulang.

 “Tidak semua yang biasa itu baik, ada kebiasaan baik dan ada kebiasaan buruk. Maka dari itu, jika ingin terbiasa dalam kebaikan, maka biasakanlah melakukan sesuatu yang baik,” ujarnya.

Beliau juga menjelaskan bahwa salah satu tanda ibadah seseorang diterima adalah munculnya semangat untuk terus melaksanakannya. Oleh karena itu, beliau mengajak para santri untuk menjalani puasa dengan penuh kesadaran agar mendapatkan manfaat lahir dan batin.

“Puasa bukanlah beban, tetapi justru membawa manfaat besar bagi kesehatan fisik dan mental, asalkan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Maka sambutlah Ramadhan dengan kegembiraan karena ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam keilmuan maupun spiritualitas,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

semarak Ramadan bulan al-qur'an