KETIK, JEPARA – Momentum libur Hari Raya Idul Fitri 2025 membawa angin segar bagi sektor pariwisata Kabupaten Jepara. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mencatat jumlah kunjungan wisatawan melonjak tajam hingga mencapai 100.261 orang. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai sekitar 80.000 pengunjung.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara, Moh Eko Udyyono, menyampaikan bahwa peningkatan ini turut ditopang oleh penerapan sistem E-ticketing yang mulai diberlakukan di sejumlah destinasi unggulan. Menurutnya, penerapan sistem digital tersebut menandai berakhirnya penggunaan tiket manual, meskipun selama libur Lebaran ini masih diterapkan sistem hybrid karena keterbatasan alat dan masa penyesuaian petugas.
“Dengan launching E-ticketing ini menandai tiket manual tidak berlaku lagi atau kita cabut dan digantikan dengan alat E-ticketing yang telah diuji coba oleh Bapak Bupati,” ungkap Eko.
Ia menambahkan, meskipun dalam tahap transisi, sistem ini terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi pelayanan dan pendapatan pariwisata. Tercatat, pendapatan dari sektor wisata selama libur Lebaran 2025 hampir mencapai Rp1 miliar, melonjak dari capaian tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp700 juta.
Beberapa destinasi wisata di Jepara mengalami peningkatan kunjungan yang signifikan. Pantai Teluk Awur menjadi tujuan paling favorit dengan total 31.655 kunjungan, disusul oleh Pantai Bandengan dengan 28.079 pengunjung dan Pantai Kartini dengan 23.876 kunjungan.
Selain itu, Karimunjawa mencatat angka kunjungan sebanyak 6.226 orang, Pulau Panjang 4.756 orang, dan Kura-kura Ocean Park (KOP) sebanyak 4.156 pengunjung. Untuk wisata sejarah dan edukasi, Benteng Portugis mencatatkan 1.260 kunjungan, sedangkan Museum RA Kartini menerima 253 pengunjung.
Sementara itu, Goa Teritip juga direncanakan akan segera menerapkan sistem E-ticketing sebagai bagian dari upaya digitalisasi pelayanan.
Melihat tren positif ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata bisa menembus angka Rp6,2 miliar pada tahun 2025. Target tersebut meningkat dari dua tahun sebelumnya yang belum berhasil memenuhi ekspektasi. Pada tahun 2023, PAD dari sektor ini hanya tercapai Rp3,4 miliar dari target Rp5,9 miliar, dan meningkat menjadi Rp4,96 miliar pada 2024, namun masih belum mencapai target yang sama.
“Ini merupakan langkah positif untuk target pendapatan tiket Rp6,2 miliar, insyaallah kita kejar, semoga dapat tercapai,” ujar Eko.
Ia juga menjelaskan bahwa estimasi awal pendapatan pada libur Lebaran tahun ini hanya sekitar Rp500 juta, namun realisasinya hampir dua kali lipat. Hal ini menjadi bukti bahwa sistem E-ticketing mulai menunjukkan dampak positif terhadap pengelolaan pendapatan daerah.
Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Dinas Pariwisata mempercepat pengadaan perangkat E-ticketing di berbagai destinasi. Jumlah alat di Pantai Kartini yang semula tujuh unit akan ditambah menjadi sekitar empat belas unit dengan rincian sepuluh alat di pintu depan, lalu di Kura-kura Ocean Park dan Pulau Panjang masing-masing akan ditambah dua alat.
Sedangkan di Pantai Bandengan, dari tujuh unit akan ditambah tiga alat. Total kebutuhan tambahan alat E-ticketing mencapai sepuluh unit dan akan segera dipenuhi dalam waktu dekat.
Selain penguatan infrastruktur, pelatihan dan peningkatan kapasitas petugas juga menjadi perhatian. Eko menyebut, selama libur Lebaran, sistem hybrid diberlakukan karena petugas masih dalam tahap adaptasi. Namun, pihaknya optimistis bahwa ke depan, sistem ini akan berjalan lebih lancar, terutama pada momen-momen padat pengunjung seperti Idul Fitri, pesta Lomban, hingga perayaan Tahun Baru.
“Kemarin kita lakukan sistem ticketing hybrid karena para petugas masih dalam tahap penyesuaian dan uji coba. Tapi nanti kalau sudah pengalaman dari momen Idul Fitri, pesta Lomban, hingga Tahun Baru, insyaallah para petugas E-ticketing sudah lancar dan kita tidak perlu lagi menggunakan tiket manual,” pungkasnya.