KETIK, MALANG – Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) berkumpul di Universitas Brawijaya (UB) untuk merumuskan kebijakan atau policy brief yang diserahkan kepada Kemendikbudristekdikti RI.
Policy Brief tersebut berkaitan dengan keberlanjutan kewirausahaan hijau untuk diterapkan di kurikulum pembelajaran bagi mahasiswa.
Sekretaris Eksekutif MRPTNI, Andi Ilham Makhmud menjelaskan perguruan tinggi memiliki tugas untuk meningkatkan jumlah wirausahawan. Hal tersebut menjadi suatu simbol kemajuan suatu negara.
Kendati demikian lahirnya banyak wirausahawan juga harus diimbangi dengan keberlanjutan sumber daya yang ada. Dengan demikian dapat mengatasi ancaman pengeksploitasian sumber daya yang berlebihan.
"Lahirnya banyak wirausaha itu bisa berbahaya juga terhadap pengeksploitasian sumber daya. Muncul isu negara yang memiliki banyak entrepreneur juga cenderung melakukan eksploitasi yang berlebihan, menimbulkan kerusakan lingkungan," ujarnya, Rabu 16 Oktober 2024.
Untuk itu, MRPTNI menggelar lokakarya yang tak hanya bertujuan untuk menambah jumlah wirausaha baru. Namun juga menumbuhkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
"Ini merupakan isu baru terutama isu global mengenai Environmental, Social, dan Governance atau ESG. Seluruh kampus di dunia membicarakan ini dan di Indonesia tidak ketinggalan," tambahnya.
Sementara itu Rektor UB, Prof Widodo menjelaskan bahwa rumusan ide dan gagasan yang tertuang dalam Policy Brief itu diharapkan dapat diadopsi ke dalam kurikulum pendidikan nantinya. Di sana akan membahas indikator yang digunakan untuk mengukur kerusakan lingkungan, dan lainnya.
"Kita berharap dapat membantu merumuskan ide, gagasan dari Policy Brief yang kita susun dan diajukan ke kementerian. Paling tidak, bisa dibaca dan diadopsi menjadi view untuk kebijakan kementerian di kemudian hari," ujar Prof Widodo.
Ia menambahkan bahwa kewirausahaan menjadi bagian penting untuk kemajuan ekonomi bangsa. Prof Widodo menyebut bahwa di negara maju, populasi wirausahawan dapat mencapai 11-16 persen.
"Di Indonesia sendiri baru sekitar 3 persen sehingga perlu menumbuhkan dan meningkatkannya. Media yang paling bagus adalah di perguruan tinggi dan SDM yang paling bagus untuk jadi pengusaha adalah mahasiswa. Kita kumpul di sini untuk merumuskan itu," tutupnya.(*)