Manfaatkan Lahan Sempit, Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Hadirkan Eduwisata di Tengah Perkotaan

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Muhammad Faizin

3 Juni 2024 12:23 3 Jun 2024 12:23

Thumbnail Manfaatkan Lahan Sempit, Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Hadirkan Eduwisata di Tengah Perkotaan Watermark Ketik
Robot Delta saat menyambut rombongan siswa TK yang menjadi peserta Eduwisata di Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Sebagai Kota Metropolitan, Surabaya tidak banyak memiliki lahan pertanian. Hal tersebut karena banyak lahan di Surabaya yang habis digunakan untuk pembangunan gedung dan pemukiman.

Akan tetapi lain halnya dengan yang ada di Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede. Dengan memanfaatkan lahan yang sempit warga di kampung ini ternyata mampu menanam berbagai macam sayuran dengan metode urban farming.

Urban Farming sendiri merupakan kegiatan budidaya tanaman atau memelihara hewan ternak di dalam dan di sekitar wilayah kota besar (metropolitan) atau kota kecil untuk memperoleh bahan pangan atau kebutuhan lain dan tambahan finansial.

Ketua RT sekaligus Ketua Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, Aseyan mengatakan tercetusnya kampung ini berawal dari program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yakni Surabaya Green and Clean pada tahun 2018.

Dari situ para penduduk bekerja dama mengubah kampung yang awalnya kumuh, menjadi bersih, asri dan berinovasi dengan penerapan urban farming.

"Jadi disini warga menanam berbagai sayuran dengan teknik urban faming. Ada yang dikonsumsi sendiri tapi ada juga yang dijual," jelas Aseyan kepada Ketik.co.id, Senin (3/6/2024).

Foto Para peserta eduwisata saat memberikan makan ikan lele yang diternakan di drum. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)Para peserta eduwisata saat memberikan makan ikan lele yang diternakan di drum. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

"Selain menanam sayuran kami juga melakukan budidaya ikan lele di dalam drum yang mana airnya bisa digunakan untuk tanaman juga jadi berkelanjutan," imbuhnya.

Tidak hanya sekedar melakukan urban farming, Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede juga menghadirkan program eduwisata bagi para anak sekolah dan wisatawan. Bekerja sama dengan para mahasiswa program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dan Eduwisata Kampung Sayur Suroboyo (Kasurboyo). 

PIC Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede yaitu Theresia Rianatika Tilumau yang juga merupakan mahasiswa MSIB menuturkan, program eduwisata Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede ini menawarkan edukasi terkait proses urban farming yang diterapkan disana. Para tamu nantinya tidak hanya melihat budidaya tanaman dan hewan disana, tetapi juga akan dihibur dengan penampilan robot delta yang terbuat dari bahan bekas.

"Harapannya program ini dapat meningkatkan Kampung naik kelas menjadi Kampung Wisata dan mengundang wisatawan lokal dan internasional untuk datang berkunjung kesini," ujar Theresia.

Sementara itu pada kesempatasn yang sama, Adi Candra selaku mentor Eduwisata Kasurboyo berharap dengan adanya Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede ini dapat menjadi alternatif wisata di Kota Surabaya. Walaupun berstatus sebagai Kota Metropolitan, namun Surabaya memiliki Eduwisata yang memanfaatkan urban farming ditengah keterbatasan lahan.

"Di balik lahan pertanian yang terbatas, disini kami ingin berinovasi dengan menghadirkan urban farming yang bisa dijadikan solusi untuk ketahanan pangan," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Surabaya Eduwisata wisata edukatif Urban Farming