Menyerupai Istana Kepresidenan RI, Baldes di Pacitan Habiskan Anggaran 1,3 Miliar

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

24 Juli 2023 05:50 24 Jul 2023 05:50

Thumbnail Menyerupai Istana Kepresidenan RI, Baldes di Pacitan Habiskan Anggaran 1,3 Miliar Watermark Ketik
Balai Desa Dadapan, Pringkuku,Pacitan, tampak megah dan menyerupai Istana Negara RI. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Serupa tapi tak sama, Istana Kepresidenan Republik Indonesia (RI) layaknya memilik kembaran. Sebab, di Kabupaten Pacitan terdapat Balai Desa (Baldes) yang menyerupai gedung putih itu.

Bangunan tersebut terletak di Dusun Krajan, Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, Jawa Timur. Meskipun cukup mirip dengan Istana Negara, akan tetapi versinya mungil atau kecil.

Setelah ditelusuri oleh Ketik.co.id, terkait alasan dari arsitektur Baldes tersebut, Kepala Desa Dadapan Ismono menjelaskan bahwa itu tidak lepas dari pelebaran jalan nasional Pacitan-Wonogiri sekitar 2015 silam yang menyebabkan pemangkasan jalan menuju Baldes.

Saat itu, kontraktor tak segera memberikan ganti rugi, sehingga, Ismono meminta untuk dibangunkan anak tangga sebagai alternatif sementara menuju Baldes. Karena setelah pelebaran jalan tempat tersebut malah menjadi tebing yang cukup tinggi.

Setelah dibangunkan sebuah anak tangga, ternyata masyarakat banyak yang menilai banciknya tampak terlalu tinggi hingga layaknya Istana. "Akhirnya sekalian tak buat seperti istana saja. Terus, biar tidak kelihatan tinggi saya panjangkan, lebarkan, dan dibuat 17 anak tangga," ungkapnya.

Tak sampai di situ, lanjut Ismono, pemerintah desa akhirnya sepakat merombak keseluruhan bangunan tersebut yang awalnya masih terbuat dari kayu. Mereka kemudian membuat konsep yang menyerupai istana kepresidenan.

"Sebelum itu bangunannya masih kayu. Hanya anak tangganya itu memang sudah panjang karena terkena pelebaran jalan," ucapnya.

Foto Potret dari sisi kanan bangunan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Potret dari sisi kanan bangunan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Baldes Dadapan akhirnya direnovasi mandiri dan selesai digarap sekitar akhir tahun 2015 dengan menelan biaya hingga Rp1,3 miliar. Dana tersebut berasal dari  Pendapatan Asli Desa senilai Rp123 juta, sisanya dari dana ganti rugi pembebasan lahan, dan swadaya masyarakat.

"Waktu itu ya yang gambar saya sendiri, pengerjaanya juga saya. Jadi, tidak melibatkan kontruksi atau arsitek. Kan kalau Baldes itu swadaya murni," jelasnya.

Ismono memaparkan, Baldes Dadapan memiliki 6 buah tiang tinggi berbahan dari beton guna menyangga bangunan. Kemudian, di atas bangunan, terdapat lambang burung garuda lengkap dengan bendera merah putih.

Selanjutnya, di bagian dalam, ada empat ruangan, di antaranya aula pertemuan, ruang pelayanan, PKK dan tempat kerja Kepala Desa. Terhitung, luas kantor Desa Dadapan sekitar 32x14 meter persegi.

Bagi desa-desa lainnya yang berniat merenovasi atau memiliki inovasi seperti Pemdes Dadapan, Ismono mengatakan bahwa itu sah sah saja, asal tak menggunakan anggaran yang lain."Pendapatan asli desa, ya, itu boleh. Tapi kalau DD (dana desa) dari negara, enggak boleh," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Dadapan Pringkuku Balai Desa Istana Negara