KETIK, PACITAN – Dalam rangka seleksi tahap pertama penerimaan calon siswa baru Tahun Ajaran 2025/2026, Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerja sama dengan Dinas Sosial (Dinsos) menggelar pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi para pendaftar Sekolah Rakyat.
Kegiatan ini berlangsung pada Kamis pagi, 22 Mei 2025, di Gedung Karya Dharma Pacitan dan diikuti oleh 166 calon siswa dari 12 kecamatan.
Kepala Dinkes Pacitan, dr. Daru Mustikoaji, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pemeriksaan kesehatan biasa, melainkan bagian dari proses seleksi masuk Sekolah Rakyat.
“Ini bukan CKG rutin biasa. Tapi ini adalah pemeriksaan calon siswa yang akan diterima di Sekolah Rakyat,” ujar dr. Daru saat meninjau kegiatan di lokasi.
Menurutnya, Dinkes bertugas memastikan kondisi kesehatan calon siswa, sementara Dinsos sebagai pengelola Sekolah Rakyat menangani proses seleksi utama.
dr. Daru saat berbincang dengan peserta cek kesehatan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Pemeriksaan meliputi berbagai aspek kesehatan, seperti tinggi dan berat badan, lingkar perut dan lengan atas, tes mata dan pendengaran, gula darah, urine, tuberkulosis, anemia, serta kesehatan jiwa.
“Ini memang arahan dari pemerintah pusat, agar dilakukan cek kesehatan terlebih dahulu sebelum siswa diterima di Sekolah Rakyat,” tambahnya kepada ketik.co.id
Petugas yang terlibat berasal dari jajaran Dinkes dan puskesmas di wilayah Pacitan.
Para calon siswa diwajibkan melalui serangkaian tahapan mulai dari pengisian formulir, pemeriksaan, hingga penerbitan surat keterangan sehat sebagai syarat kelulusan seleksi.
Lebih lanjut, dr. Daru mengimbau masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatannya, tidak hanya saat ulang tahun seperti saat awal peluncuran program CKG (Cek Kesehatan Gratis).
“Sekarang, siapa pun bisa cek kesehatan ke puskesmas. Tidak harus menunggu ulang tahun atau sakit dulu,” katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, menjelaskan bahwa selain tes kesehatan, pihaknya juga melakukan wawancara terhadap calon siswa.
“Intinya, ini untuk memastikan kesiapan mereka secara fisik dan mental. Jangan sampai masuk karena terpaksa. Sekolah Rakyat ini kan sistemnya boarding, tinggal di asrama. Kalau tidak betah dan mundur, itu juga jadi persoalan bagi kami,” jelas Khemal.
Mengenai kuota penerimaan, ia menyebutkan bahwa saat ini kuota tetap berjumlah 50 siswa.
Namun, Dinsos telah mengajukan penambahan empat rombongan belajar (rombel), masing-masing berisi 25 siswa. Jika disetujui, total siswa yang diterima bisa mencapai 150 orang.
Sekadar informasi, program Sekolah Rakyat sendiri merupakan upaya pemerintah memberikan pendidikan bermutu kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu, dengan pendekatan holistik dan berbasis asrama.(*)