KETIK, SIDOARJO – Sepanjang jalan kini Sentot bersyukur. Baru tahun ini, sejak 8 tahun lalu, pedagang sayur warga Desa Tulangan itu merasa, mencari nafkah semakin mudah. Jalan sudah dibeton mulus. Motor roda tiga untuk angkutan sayurnya tidak pernah terperosok.
Dulu motor Tossanya sering rusak karena kejeglong. Dagangan jatuh ke tanah. Kena air hujan. Dibuang. Sekarang tidak pernah lagi terjadi seperti itu. Sentot berdoa semoga jalan beton itu awet. Puluhan tahun tidak rusak walaupun sering hujan.
’’Alhamdulillah. Jalannya sudah enak. Terima kasih Pak Bupati sudah menggampangkan kami cari rezeki. Maturnuwun, Gus Muhdlor,’’ ungkap Sentot saat ditemui Jumat (22/3/2024).
Bagi Sentot dan warga-warga lain, pembangunan jalan beton ini membawa berkah. Banyak orang mencoba membuka usaha. Toko kelontong, konter pulsa, bensin eceran, bakso, mi ayam, atau makanan lain. Kalaupun disewakan, harga kontrak rumah mereka pun naik.
Sriwati, warga Desa Tulangan, sudah 30 tahun ini buka toko pracangan. Sejak jalan itu masih bolong-bolong, diperbaiki, rusak lagi, diperbaiki lagi. Berkali-kali.
Kalau pas musim hujan, aspal jalan di depan rumahnya hancur. Air hujan menggenang. Becek. Tapi, kalau pas musim kemarau, jalannya kering dan panas. Debu beterbangan masuk rumah. Sekarang jalan itu sudah dibeton. Kuat. Mulus. Bersih. Tetangga-tetangga juga senang.
Sekarang malah mereka ramai-ramai buka usaha baru. Toko-toko anyar buka. Ada yang buka warung, tokong kelontong, sampai jualan kuota dan pulsa. Jalan beton ini dirasa warga memudahkan orang mencari nafkah cukup dari rumah.
’’Sebelah selatan itu dikontrak buat usaha jual pulsa,” ucap Sriwati.
Bupati Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor (tengah) ikut selamatan bersama warga dan ingin memastikan program betonisasi jalan ini benar-benar bermanfaat bagi warga. (Dinas Kominfo Sidoarjo).
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan senang melihat masyarakat merasakan dampak positif program betonisasi jalan itu. Ekonomi mereka terbantu. Dia berharap kesejahteraan warga Sidoarjo juga bertambah bagus. Itulah salah satu tujuan utama pembangunan infrastruktur jalan beton. Sejak 2021, 2022, 2023, berlanjut sampai 2024 ini.
”Peningkatan infrastruktur dari jalan aspal ke jalan beton mengubah banyak hal. Lalu lintas menjadi lancar. Mobilitas warga lebih efektif. Perekonomian Sidoarjo akan semakin tumbuh karena banyak bermunculan usaha baru. Yang paling signifikan adalah harga-harta tanah naik,” ucap Gus Muhdlor, sapaan akrabnya.
Fenomena kenaikan harga aset warga itu disampaikan para kepala desa (Kades). Kata para lurah, betonisasi jalan spontan mampu menaikkan harga tanah dan bangunan di sekitarnya. Kenaikannya pun luar biasa. Bisa sampai 100 persen atau dua kali lipat dari harga sebelumnya.
Kepala Desa Banjarsari, Kecamatan Buduran, Muhammad Nidlomuddin bercerita. Warganya benar-benar gembira dengan betonisasi jalan. Jalan sudah lebar. Tidak pernah tergenang air lagi. Warga yang mau pergi ke mana saja enak. Jalan Banjarsari itu menghubungkan Desa Dukuh Tengah dan Desa Damarsi. Panjangnya sekitar 1,8 kilometer. Di sana masih banyak tanah aset warga.
’’Jalan ini kan sudah dibeton tahun lalu. Efeknya terasa sekali. Salah satunya, harga tanah di sini naik. Sampai 100 persen,’’ katanya melalui WhatsApp pada Selasa (19/3).
Dulu harga tanah di kawasan itu sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta per meter. Sekarang harganya sampai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per meter. Tentu, kenaikan itu membangkitkan geliat ekonomi di Desa Banjarsari.
’’Sekarang terlihat juga orang ramai orang berjualan di desa kami,’’ tambah Nidlomuddin.
Kepala Desa Tulangan, Kecamatan Tulangan, Sutrisno mengatakan warganya sudah merasakan dampak bagus betonisasi jalan. Panjang jalan yang dibeton sekitar 1,5 kilometer. Dari Desa Tulangan hingga Desa Medalem. Lebarnya 4 meteran.
’’Sejak selesainya betonisasi jalan desa kami, harga tanah juga naik. Dulu yang di pinggir jalan cor ini sekitar Rp 1,5 juta per meter. Sekarang sudah Rp 2 jutaan," sebutnya.
Tidak hanya yang di pinggir jalan. Tanah-tanah di belakang jalan cor juga ikut naik. Sutrisno bercerita. dua tahun sebelumnya, harga tanah di belakang jalan sekitar Rp 1 juta per meter. Sekarang sudah Rp 1,5 juta per meter.
Nilai aset warga itu juga terlihat dari antusiasme warga pendatang untuk menyewa lahan di Desa Tulangan. Mereka membuka toko-toko baru. Buat berdagang apa saja yang dianggap laku.
’’Jadi, kenaikan harga tanah ini juga menghasilkan pertumbuhan ekonomi di desa kami,’’ ungkapnya. (*).
