Pengakuan Dua ABK yang Kabur dari Kapal dengan Lompat dan Renang 2,2 Mil ke Pulau Terluar Indonesia

22 Mei 2025 14:01 22 Mei 2025 14:01

Thumbnail Pengakuan Dua ABK yang Kabur dari Kapal dengan Lompat dan Renang 2,2 Mil ke Pulau Terluar Indonesia
Sutiari dan Gibran saat berbincang dengan personel Sat Polairud Polres Jember dan Marinir TNI AL Pos PAM Puter di Kecamatan Puger, sebelum dipulangkan ke daerah asal. (Foto: Istimewa)

KETIK, JEMBER – Sutiari (25) serta Muhammad Julianda Gibran (21), dua anak buah kapal (ABK) asal Cirebon dan Jakarta, yang kabur dari kapal pencari ikan tempatnya bekerja, bercerita tentang pengalaman dramatis mereka. Yakni melompat dari kapal dan berenang sejauh 2,2 mil menuju Pulau Nusa Barung, salah satu pulau terluar Indonesia yang tidak memiliki penduduk tetap. 

Dua pemuda tersebut sudah diserahkan ke Polairud setelah sebelumnya beristirahat dan mendapatkan pertolongan awal di Pos TNI AL di Kecamatan Puger. Saat ini keduanya dalam proses pemulangan ke daerah asal.

Keduanya sempat menanti pertolongan tanpa makan selama berjam-jam pada Senin, 19 Mei 2025 sebelum akhirnya diselamatkan oleh personel Marinir dari Satgasmar Pengamanan Pulau Terluar (Pam Puter).

Kepada jurnalis Ketik.co.id sebelum dipulangkan, keduanya bercerita bahwa mereka mengaku kapok bekerja di kapal dan kini memilih mencari pekerjaan yang lebih aman di darat. Ke depan mereka juga mengaku akan lebih hati-hati dalam mencari kerja.

Sutiari dan Gibran mengaku, mendapatkan informasi pekerjaan tersebut dari media sosial. Dalam iklan yang ditayangkan di medsos, mereka dijanjikan penghasilan mengiurkan.

Namun pada akhirnya, mereka merasa tertipu karena perjanjian kerja yang dijalani tidak sesuai dengan ekspektasi.

"Dari kejadian ini. Ya inginnya sih dipulangkan sampai ke kampung halaman agar bisa bertemu dengan keluarga lagi, bisa mencari pekerjaan yang lebih layak. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi, cukup kali ini aja. Ini juga masih diberi kesempatan oleh Tuhan dua kali,” ujar Sutiari. 

Berkaca dari pengalaman pahit ini, Sutiari berencana untuk bekerja di sektor yang lebih aman. 

"Sebelumnya saya ada tawaran untuk kerja di scafolding, atau itu jadi petugas pembersih kaca di gedung-gedung tinggi. Tapi saat itu saya ragu, ya karena honornya juga syarat yang harus dipenuhi," ungkapnya.

"Selain itu, juga di depo air isi ulang. Tapi dari pengalaman ini. Mungkin saya akan cari kerja yang aman saja di darat,” tambahnya.

Hal serupa disampaikan oleh Gibran. Pria berkacamata yang juga selamat usai melompat dari kapal pencari ikan itu, juga berharap segera bisa pulang dan mulai hidup baru. 

“Kalau kapan pulangnya kurang tahu, nanti nunggu informasi dari Polairud katanya. Katanya nanti ditipin di travel, karena kalau naik kereta itu dokumennya nggak ada, kayak KTP itu kan ditahan perusahaan. Kalau lewat bis juga kan oper-oper,” ujar Gibran saat diwawancarai bersama dengan Sutiari.

Sebelum dipulangkan, mereka juga mengurus surat kehilangan dokumen untuk keperluan perjalanan pulang. 

"Untuk identitas nanti dibantu pak polisi dengan diberi surat keterangan kehilangan. Untuk nantinya, juga (dibantu) dibikinkan surat keterangan di domisili masing-masing. Tapi sejauh ini baru komunikasi ke keluarga, belum ke pihak pemerintah desa,” jelas Gibran.

Menanggapi pengalaman kedua pemuda tersebut, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) M. Puji Santoso, mengajak masyarakat agar  berhati-hati menerima tawaran kerja, terutama di sektor kelautan.

“Harapannya dengan adanya kejadian ini menjadikan pelajaran bagi kita masyarakat, untuk tidak serta-merta menerima tawaran kerja yang di situ harga bayaran tinggi, sementara datanya (informasi perusahaan) juga belum jelas. Karena setiap pekerjaan di laut juga ada perjanjian kerja laut, yang mengatur hak dan kewajiban antara perusahaan dan pekerja,” paparnya. 

Letkol Puji juga menambahkan bahwa pemahaman yang minim terhadap kontrak kerja dan hak-hak sebagai ABK bisa membuat para pekerja rentan terhadap eksploitasi.

“Terkait keamanan untuk ABK juga tertera di situ. Mungkin kurangnya informasi dari si korban ini, sehingga kejadian ini bisa terjadi,” pungkasnya. (*).

Tombol Google News

Tags:

Jember tertipu janji kerja Pulau Nusa Barung ABK tertipu tawaran kerja Polairud Polres Jember TNI AL Marinir Pos PAM Puter Kecamatan Puger ABG loncat ke laut