KETIK, YOGYAKARTA – Maraknya kegiatan lomba merpati kolong terlebih lagi yang berhadiah besar memicu para pecinta merpati untuk meraih juara. Hal tersebut sekaligus meningkatkan upaya peternak burung merpati untuk mengembangbiakkan merpati kolong yang berkualitas.
Tidak bisa dipungkiri dunia peternakan burung merpati kolong turut mendorong terjadinya perputaran ekonomi bisnis yang melibatkan peternak, usaha pakan dan pengrajin kandang. Serta UMKM terkait dengan peternakan burung merpati. Dengan begitu diharapkan dapat terus tumbuh sejalan dengan bertambahnya minat masyarakat terhadap kegiatan lomba merpati kolong.
Memperhatikan keselamatan Merpati, untuk pertama kalinya konsep 2 tiang diterapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Konsep ini merupakan satu-satunya bahkan pertama kalinya di Indonesia. Yakni arena lomba Merpati Kolong, lapak “Pigeon Stall Rajamoko” di Pendowo Asri, Banyon, Sewon, Bantul.
Adapun peluncuran Lapak Pigeon Stall Rajamoko yang digagas Kombes Pol Widiatmoko ini disemarakkan lomba selama 3 hari. Mulai Jumat sampai Minggu 14 – 16 Februari 2024.
Dalam keterangannya, Senin 17 Februari 2025, Kombes Pol Widiatmoko menjelaskan untuk menghindari burung merpati cedera, maka diterapkanlah konsep Pigeon Stall Rajamoko yakni membangun lapak dengan 2 tiang.
"Selama ini rata-rata lapak merpati dibangun 4 tiang. Sehingga berpotensi membuat cedera merpati pada saat mendarat," ujar Widiatmoko.
Beginilah arena lomba merpati kolong, lapak “Pigeon Stall Rajamoko”. Konsep 2 tiang ini satu-satunya dan pertama kali di Indonesia dimaksudkan untuk memperhatikan keselamatan burung merpati kolong. ( Foto: Dok Krisna W / Ketik.co.id)
Lapak dengan 2 tiang yang diberi nama Pigeon Stall Rajamoko merupakan terobosan baru. Satu satunya di Indonesia yang dimaksudkan untuk menghindari burung merpati cedera akibat kena tiang.
Disebutkan, bentangan tiang 20 meter lebar matras 12x12 meter, serta tebal busa 60 cm supaya merpati saat mendarat tidak cedera.
Ratusan penghobi burung merpati dari wilayah DIY dan sekitarnya menghadiri peluncuran lapak Pigeon Stall Rajamoko. Momen tersebut sekaligus menjadi penanda pembentukan awal Perkumpulan Penggemar Pelestari Merpati Kolong Yogyakarta (PPPMKY).
Dalam kesempatan terpilih secara aklamasi Kresna Wijaya sebagai Ketua PPPMKY, dan Kombes Pol Widiatmoko sebagai Pembina PPPMKY.
Menurut Kresna Wijaya dengan lahirnya PPPMKY diharapkan sebagai wadah resmi yang memayungi warga DIY dalam menjalani hobi Merpati.
Ia juga akan merangkul dan menjadi pengayom penghobi merpati terutama untuk ‘wong cilik’ (masyarakat bawah).
"Kita jadikan lomba-lomba merpati menjadi pesta rakyat, menjadi sarana pemersatu dan memberikan manfaat untuk masyarakat luas,” janjinya
Lebih lanjut, Widiatmoko memaparkan, pembentukan PPPMKY bermula saat para penghobi merpati berkumpul di kediaman Kresna Wijaya dan menyampaikan keinginan untuk melegalkan organisasi sebelumnya yang sudah ada sejak tahun 2010 bernama Paguyuban Merpati Kolong Yogyakarta (PMKY).
Mensikapi aspirasi tersebut, Widiatmoko yang turut hadir langsung merespon untuk membentuk PPPMKY.
Widiatmoko menjelaskan jika nama organisasinya masih "Paguyuban", maka tidak akan bisa legal di Adminitrasi Hukum umum (AHU).
Karena itulah ia mengusulkan PMKY dirubah menjadi PPPMKY, dan disepakati bersama oleh anggota komunitas yang hadir.
Selanjutnya dibuatlah draf Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPPMKY untuk didaftrakan ke Kementrian Hukum. Hingga akhirnya dalam waktu 5 hari draf selesai dibawa ke Notaris. Selanjutnya diadakan musyawarah pada tanggal 13 Februari di kediaman Widiatmoko di Fasum Pendowo Asri Bantul. Serta dilakukan peluncuran PPPMKY. (*)