KETIK, MALANG – Ahmad Imron Rozuli resmi dilantik sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya pada Selasa, 10 Juni 2025. Dalam kesempatan itu, Imron menegaskan komitmennya untuk membangun legasi keilmuan dengan memperkuat budaya akademik.
Menurutnya, memperkuat budaya akademik merupakan fondasi dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Ia menilai legasi semacam itu lebih dapat bertahan lama dibandingkan sekadar membangun gedung-gedung tanpa diimbangi pemahaman budaya akademik.
"Meninggalkan legasi itu sangat penting. Tentang tatanan nilai, hal-hal yang berbasis kultur menjadi fondasi utama dalam konteks pendidikan berkelanjutan. Kalau gedung kan bisa dirobohkan, tapi kita meninggalkan harapan yang terus bisa berlangsung," ujarnya kepada Ketik.co.id.
Budaya akademik dapat tercipta melalui pencarian akar nilai, aktivitas seharian hingga perilaku kolektif para civitas akademika di FISIP UB. Termasuk meningkatkan derajat pengetahuan yang tersinergi dengan pihak eksternal untuk membangun pemikiran dan terlibat dalam aktivitas menangkap isu-isu strategis nasional.
"Supaya FISIP mempunyai ruh, punya sesuatu yang memberikan dampak baik untuk terus didorong. Kalau kita tidak mengikatkan diri dalam jejaring, seolah perguruan tinggi seperti menara gading. Kita ingin berdampak dan melibatkan seluruh elemen," jelas pria yang menempuh pendidikan terakhir di bidang Sosiologi itu.
Untuk meloloskan visi besarnya itu, dalam waktu dekat ini Imron bersama civitas akademika FISIP UB akan melakukan beberapa tahap perencanaan akademis selama 5 tahun ke depan. Dimulai dengan melakukan kerja administratif hingga merancang milestone jangka menengah dan jangka panjang.
"Kami akan review rencana program, anggaran sehingga dapat berkesesuaian. Kemudian disahkan dengan peraturan dekan sehingga menjadi dasar bersama untuk bergerak," katanya.
Task force atau satuan tugas di tiap-tiap program studi juga akan dibentuk untuk mendukung rencana tersebut. Misalnya dalam prodi Hubungan Internasional (HI) yang fokus pada isu dalam dan luar negeri dengan mencontohkan orientasi strategis ke wilayah Indonesia Timur.
"Nanti setiap task force akan bersinergi dalam arah gerak fakultas. Harus didorong dan dipercepat. Saya kira itu pembenahan karena ke depan ingin menorehkan catatan emas untuk UB, bukan hanya FISIP," tutupnya.(*)