PLN NP Manfaatkan Hidrogen dalam Unit Pembangkit

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Marno

10 Maret 2023 12:13 10 Mar 2023 12:13

Thumbnail PLN NP Manfaatkan Hidrogen dalam Unit Pembangkit Watermark Ketik
PLN NP gunakan hidrogen dalam unit pembangkit. (Foto : humas PLN NP)

KETIK, JAKARTA – Untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia mewujudkan bauran energi nasional dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nusantara Power (NP) mulai memanfaatkan hidrogen dalam unit pembangkit.

Hal ini terungkap di acara PLN NP dalam Hydrogen Roundtable Talk di Kementerisn ESDM, Jum',at (10/3/2023). Acara tersebut dihadiri Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM, Dadan Kusdiana serta berbagai instansi yang memiliki perhatian terhadap perkembangan dunia EBT.

Dadan Kusdiana  menyampaikan aspek kebijakan dan regulasi dari sisi pemerintah Republik Indonesia untuk mendorong terbentuknya sektor industri produsen Green Hydrogen, maupun memperluas konversi pemanfaatan Green Hydrogen sebagai alternatif dari Hydrogen konvensional.

"Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global. Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global,"ungkap Dadan.

Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN Nusantara Power, Yossy Noval yang juga menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut, mengungkapkan peran PLN NP sebagai perusahaan pembangkit dalam memanfaatkan hidrogen dan menciptakan net zero emission serta mewujudkan bauran energi nasional. 

"Keunggulan pemanfaatan hidrogen di sektor ketenagalistrikan antara lain, hidrogen adalah opsi untuk ESS (Energy Storage System) selain baterai yang memiliki cycle operasional lebih baik", terang Yossy. 

Hadirnya PLN NP sebagai pembicara ini juga turut menebalkan komitmen PLN NP dalam mendukung kebijakan dan regulasi pemerintah dalam menurunkan emisi CO2 dari sektor industri ketengalistrikan.

"Green Hydrogen yang berasal dari energi surya maupun angin dapat dikombinasikan dengan teknologi fuel cell untuk menjadikannya Green Electricity yang cocok untuk model EBT kepulauan, sehingga listrik yg dihasilkan menjadi hijau dan stabil (renewstable)," tambahnya.

Menurut Yossy di sektor industri proses kimia, hidrogen juga berfungsi sebagai bahan baku. Industri pupuk, industri Petrokimia, dan industri baja merupakan pengguna hidrogen sebagai bahan bakunya.

Kebutuhan akan hidrogen terus bertambah dalam sektor industri. Hidrogen menjadi bagian integral dari industri energi sejak pertengahan abad ke-20, saat penggunaannya menjadi hal yang biasa dalam penyulingan minyak.

"Bagi Indonesia, hidrogen dapat merupakan instrumen energi yang penting dalam memenuhi ambisi Indonesia untuk mencapai tujuan iklim," ujarnya.

Oleh karenanya sangat penting artinya untuk mengenal proses produksi hidrogen hijau yaitu produksi hidrogen yang tidak menghasilkan emisi.

"Hidrogen hijau sangat berperan dalam turut menurunkan emsisi CO2 di sektor industri Indonesia, seperti dalam pembuatan besi dan baja, aluminium dan bahan kimia, serta transportasi internasional," jelas Yossy.

Menurutnya Indonesia sedang mengembangkan simulasi strategi jangka panjang menuju Net Zero Emission pada tahun 2060. Hal ini mendukung komitmen Indonesia pada Paris Agreement untuk mencapai penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030, dan kontribusi sektor energi pada Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 314 juta ton CO2e. (*)

Tombol Google News

Tags:

PLN listrik PLN NP Tenaga Pembaruan Jawa timur