PPAD Sambangi Rumah Abdul Kodir, Veteran Berusia 98 Tahun di Blitar

Jurnalis: Mustopa
Editor: Marno

16 Agustus 2023 14:15 16 Agt 2023 14:15

Thumbnail PPAD Sambangi Rumah Abdul Kodir, Veteran Berusia 98 Tahun di Blitar Watermark Ketik
Tim PPAD Sambangi rumah Abdul Kodir, Pejuang Kemerdekaan yang tengah terbaring di tempat tidur (Foto: PPAD)

KETIK, SURABAYA – Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) menyambangi rumah Abdul Kodir (98) di Desa Maron, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Kunjungan tersebut untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia dan HUT ke-20 PPAD.

Tim PPAD yang datang ke rumah Abdul Kodir adalah Brigjen TNI Purn Edison yang didampingi Ketua PPAD Jawa Timur, Mayjen TNI Purn DR Wibisono Poespitohadi. Mereka diterima Ahmad Widodo, Yusuf Handaka dan Tri Kumala yang merupakan anak kandung dari Abdul Kodir.

Kehadiran tim PPAD ke rumah Abdul Kodir untuk memberikan bantuan obat-obatan hingga kursi roda. Mengingat pejuang kemerdekaan ini tengah terbaring di tempat tidur karena kakinya tidak bisa digerakkan akibat terpeleset di kamar mandi.

”PPAD dibantu BUMN MIND ID juga menyerahkan obat-obatan, kursi roda, tempat tidur, serta bantuan dua tenaga medis untuk merawat keseharian Abdul Kodir,” ungkap Brigjen Purn Edison

Ahmad Widodo, anak kandung Abdul Kodir tak menyangka dengan kehadiran rombongan PPAD pada 14 Agustus 2023 lalu. Terlebih kedatangan mereka untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada orangtuanya.

"Terima kasih kepada Jenderal Doni Monardo beserta pengurus PPAD, serta MIND ID yang telah membantu ayah kami," jelas Ahmad Widodo.

Kisah Perjuangan Abdul Kodir

Abdul Kodir merupakan pejuang rakyat dari KODM AD atau Komando Onder Distrik Militer. Saat berada di kesatuan, ia berpangkat letnan satu di Kawedanan Srengat.

Ia terlibat dalam sejumlah pertempuran yang terjadi di Jawa Timur, termasuk di Madura. Awal perjuangannya dimulai ketika masih nyantri, ia menjadi bagian dari pasukan Front Surabaya 1945 bersama laskar lainnya yang diberangkatkan dari Ponpes Al-Falah Mojo, Kediri.

“Malam itu kami berangkat mampir ke Batalyon Z di Pare, Kediri, langsung menuju Surabaya. Tujuannya adalah Wonokromo. Tapi ketika sampai Brangkal, Mojokerto, terjadi pertempuran," kenang Abdul Kodir.

"Saya ditugaskan membantu menggotong meriam. Kadang bawa landasan, bawa kuda-kuda atau laras meriam dan ini berat sekali membawanya," sambungnya.

Saat itu, Abdul Kodir tak gentar melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia, bahkan ia rela mengorbankan nyawa. Karena itu, ia berpesan kepada para generasi penerus untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

"Pesan saya, jaga negara ini agar tidak dijajah bangsa asing lagi. Aku tidak pandang bulu, mau dia Kristen, Budha atau Islam, semua adalah saudara," tegasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

PPAD Abdul Kodir Pejuang kemerdekaan HUT Kemerdekaan