Presiden Erdogan Desak Beberapa Negara Hentikan Pasokan Senjata ke Israel

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

7 Juni 2024 06:47 7 Jun 2024 06:47

Thumbnail Presiden Erdogan Desak Beberapa Negara Hentikan Pasokan Senjata ke Israel Watermark Ketik
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Akun X @RTErdogan)

KETIK, JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak beberapa negara untuk menghentikan keterlibatan dalam kejahatan yang berbentuk serangan mematikan selama berbulan-bulan di Gaza.

Erdogan meminta agar beberapa negara berhenti memasok senjata kepada Israel.

"Negara-negara yang memberikan dukungan amunisi dan senjata terhadap pembantaian Israel sekarang harus menahan diri untuk tidak terlibat dalam kejahatan ini,” kata Presiden Turki Erdogan dalam konferensi pers di Ankara, seperti dikutip ada Anadolu Jumat (7/6/2024).

Selain mendorong komunitas internasional yang menurutnya belum berbuat cukup untuk mengakhiri 'pembantaian' di Gaza, Presiden Erdogan mendesak semua pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan secara cermat guna membantu mencapai gencatan senjata segera di Gaza.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut gencatan senjata segera.

Otoritas kesehatan setempat mencatat sekitar 36.600 warga Palestina telah terbunuh di Gaza yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Lebih dari 83.000 warga Palestina lainnya terluka.

Delapan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel saat ini dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei. (*)

Tombol Google News

Tags:

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serangan Israel gaza PBB