Program Timbangan Tebu Jadi Cara Jitu untuk Tingkatkan Produksi Gula Jatim

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Marno

4 Juli 2023 03:51 4 Jul 2023 03:51

Thumbnail Program Timbangan Tebu Jadi Cara Jitu untuk Tingkatkan Produksi Gula Jatim Watermark Ketik
Dinas Perkebunan Jatim melakukan pemantauan penggilingan tebu di Pabrik Gula. (Foto: Dok. Dinas Perkebunan Jatim)

KETIK, SURABAYA – Jawa Timur mempertahankan predikat sebagai provinsi dengan produktivitas tebu dan gula tertinggi nasional. 

Hal tersebut sesuai dengan intruksi dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bahwa peningkatan produksi ini diharapkan dapat menjadi modal bagi Indonesia mewujudkan swasembada gula, dan Jawa Timur sebagai barometer gula nasional. 

Peningkatan produktivitas tebu di Jawa Timur juga karena keberhasilan Dinas Perkebunan Jawa Timur, yakni dengan program Timbangan Tebu. 

Program Timbangan Tebu adalah Integrasi Ketersediaan Bahan Baku dan Manajemen Tebang Angkut Berdasarkan Klaster Pabrik Gula (PG) Berbasis Tebu. 

Inovasi Timbangan Tebu tersebut, diimplementasikan dengan kegiatan yang dilakukan berupa pemberian bantuan antara lain Bongkar Ratoon, Rawat Ratoon, Perluasan Areal Tebu dan Kebun Keragaan Pengembangan Warung Tebu. 

Saptarijani Puspitadjati, Subkoordinator Seksi Budidaya, Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Tebu Dinas Perkebunan Jawa Timur menjelaskan bahwa timbangan tebu ini inovasi dari Dinas Perkebunan Jatim untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu. 

"Timbangan tebu ini fokusnya untuk membagi PG menjadi 6 klaster sesuai lokasinya," paparnya Senin, (3/7/2023). 

6 klaster pabrik gula di Jatim adalah Madiun, Mojokerto, Kediri, Malang, Probolinggo dan Situbondo. 

Sistem Timbangan Tebu manfaat internal yaitu memberikan kemudahan dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan pengembangan tebu Jatim, meningkatkan produksi maupun produktivitas tebu Jatim, memberikan kemudahan dalam monitoring maupun evaluasi. 

Tak hanya itu, Timbangan Tebu juga dapat meningkatkan produktivitas rendemen tebu petani. 

"Tujuannya untuk mengurangi tebu wira-wiri, sehingga bisa mengurangi waktu tunggu tebu untuk digiling dan bisa mendapat rendemen yg lebih tinggi," ujar Ririn sapaan akrab Saptarijani. 

Ririn juga menyebut meningkatkan rendemen dapat dipengaruhi beberapa faktor, namun upaya Dinas Perkebunan Jatim sudah mencakup dari banyak sisi. 

"Rendemen tebu memang meningkat, tapi target kami memenuhi target rendemen dari Pergub 87 tahun 2014 masih terus diupayakan," terangnya. 

Mengenai manfaat ekternal dari Timbangan Tebu yang didapatkan pabrik gula mendapatkan jaminan pasokan bahan baku, petani tebu mendapatkan jaminan tebang angkut maka dari itu dengan meningkatkan produksi gula pemerintah Provinsi Jatim mampu mengurangi biaya impor gula. 

Sasaran program Timbangan Tebu adalah terjaminnya kualitas, tebang angkut terjadwal, tercukupi ketersediaan bahan baku tebu asli daerah (TAD), terjalinnya kemitraan yang harmonis dan pemberdayaan petani. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur Heru Suseno bahwa pentingnya sinergitas antara stakeholder untuk meningkatkan produktivitas tebu di Jatim. 

"Inovasi ini mensinergikan masing-masing peran dari setiap pemangku kebijakan," papar Heru. 

Sinergitas ini berupa kolaborasi dari pemerintah, tim ahli atau praktisi pergulaan, lembaga riset, pabrik gula dan petani.

Tak hanya itu, Dinas Perkebunan Jatim juga melakukan monitoring ke Pabrik Gula, Dinas Perkebunan Prov. Jatim untuk memberikan edukasi kepada petani tebu melalui Pelatihan Budidaya Tebu yang baik dan benar sesuai Good Agricultural Practice (GAP) bekerjasama denhan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). 

"Program ini juga mendorong terbentuknya pendekatan klasterisasi Pabrik Gula (PG) menjadi 6 klaster antara lain Klaster Madiun, Klaster Mojokerto, Klaster Malang, Klaster Kediri, Klaster Probolinggo, dan Klaster Situbondo," imbuhnya. 

Menurut Heru dengan pendekatan klasterisasi PG diharapkan lalu lintas pengiriman tebu dapat lebih efektif dan efisien sehingga tidak mengurangi potensi rendemen akibat waktu perjalanan yang terlalu lama dan tebu sesuai dengan kategori Manis, Bersih dan Segar (MBS). (*)

Tombol Google News

Tags:

Jawa timur Tebu Gula produktivitas Dinas Perkebunan Jatim Timbangan Tebu program gula nasional