Queen Anneysa Peduli Lingkungan Sejak SD, Budidaya Magot hingga Urai 33 Ton Sampah, Diganjar Banyak Prestasi

Jurnalis: Sutejo Rc
Editor: Naufal Ardiansyah

15 September 2024 08:56 15 Sep 2024 08:56

Thumbnail Queen Anneysa Peduli Lingkungan Sejak SD, Budidaya Magot hingga Urai 33 Ton Sampah, Diganjar Banyak Prestasi Watermark Ketik
Queen menunjukan magot hasil budidayanya. (Foto: Sutejo/ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Kepedulianya pada lingkungan tidak pernah berhenti, sejak kelas IV SD Negeri Ketabang I hingga kini duduk di kelas 8 SMP Negeri I Surabaya, bahkan terus berinovasi. Itulah yang dijalani Queen Anneysa Kabeer Lukito, hingga banyak meraih prestasi.

Setelah sukses budidaya jahe merah dan mengolahan pupuk organik baik di sekolah dan kampungnya, gadis kecil yang belum genap usia 14 tahun ini kini mengembangkan budidaya magot, dan mampu mengurai 33 ton sampah.

Menurut Queen, budidaya magot ini memang tujuan utamanya untuk mengelolah sampah organik, secara berkelanjutan, sebagai percepatan di perkotaan,  baik sampah rumah tangga atau sampah di pasar tradisional.

"Sejak awal budidaya bulan Februari hingga September 2024, berhasil.mengurai sampah 33 ton dan menghasilkan 890 kg magot basah," terang Queen.

Foto Queen Anneysa bersama mamanya di rumah magot, tempat budidaya.  (foto : Sutejo / ketik.co.id)Queen Anneysa bersama mamanya di rumah magot, tempat budidaya. (foto: Sutejo/ketik.co.id)

Lebih lanjut Putri kedua pasangan Lukito Ramadani dengan Indah Restuningsih menjelaskan, selain mampu mengurai sampah, juga hasil magotnya bisa dijual dan menghasilkan uang. 

"Tiap bulan rata rata panen magot fresh bisa mencapai 100 - 150 kg," ungkap Queen, saat ditemui ketik.co.id di rumah magotnya tepat di samping pintu tol Suramadu.

Bahkan tidak hanya magot fresh (hidup), tetapi juga diolah menjadi magot kering, untuk memudahkan pemberian pada ternak serta bisa disimpan dan tahan lama.

Tidak sebatas magotnya saja yang mempunyai nilai ekonomis, selongsong puppa (kulit kepompong magot)  setelah berubah menjadi lalat BSF juga laku dijual, untuk pakan itik atau bebek. 

"Bahkan kotoran bekas magot (kasgot) cukup baik untuk pupuk organik dan laku, selain juga bisa digunakan sendiri sebagai pupuk kompos," papar Quen

Magot dengan proteinya yang tinggi sangat cocok untuk pakan ikan lele, nila, ayam dan burung serta binatang piaraan lain pemakan serangga.

Tidak heran kepedulian gadis kelahiran Surabaya ini terhadap lingkungan mampu meraih prestasi yang cukup membanggakan.

Diantaranya, juara I Keluarga Sadar Iklim Tanggap Bencana Nasiona 2023, juara I Eco Student (junior) of the Year 2023, Eco Student (elementary) of the Year 2022, dan juara 1 Presentasi Lingkungan Hidup 2022.

Perjalan Queen untuk merah prestasi memang melalui proses panjang. berawal mengikuti program pelestarian lingkungan hidup melalui program Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2021. 

Foto Queen sebagai duta lingkungan saat wawancara dengan walikota Surabaya Erik Cahyadi.  (dok.pribadi)Queen sebagai duta lingkungan saat wawancara dengan walikota Surabaya Erik Cahyadi. (dok.pribadi)

Proyek lingkungan hidup pertama Queen budidaya tanaman jahe merah. Dia membudidayakan lebih dari 15 ribu tanaman jahe merah. 

Bahkan sempat mengajak Reni Astuti, wakil ketua DPRD Kota Surabaya (saat itu), menanam jahe merah di Kampung Wisata Jahe Merah Jalan Tanah Merah III. 

Dan berhasil menempati juara III Putri Lingkungan Hidup 2021, tingkat SD. Tahun berikutnya 2022 mampu memperbaiki peringkat sebagai juara II, setelah berhasil membudidayakan 30 ribu tanaman jahe merah.

Jalur prestasinya di bidang.lingkungan inilah mampu mengantarkan gadis yang suka traveling ini masuk.SMP Negeri 1 Surabaya, yang.merupakan sekolah favorit di kota Pahlawan.

Setelah SMP cita-citanya siswi yang suka main keyboard dan menyanyi ini, bisa  masuk SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. (*)

Tombol Google News

Tags:

Peduli lingkungan Putri Lingkungan Magot Lingkungan Hidup SMPN 1 Surabaya. Queen Anneysa