Ramadhan Pertama sebagai Mualaf: Agus Rasakan Kebahagiaan dan Berkah Iman

27 Maret 2025 22:09 27 Mar 2025 22:09

Thumbnail Ramadhan Pertama sebagai Mualaf: Agus Rasakan Kebahagiaan dan Berkah Iman Watermark Ketik
Momen selamatan, di mana Agus dan putra sulungnya, Akbar, turut serta bersama Kiagus (foto: Tim Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan untuk pertama kalinya sebagai seorang mualaf, menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi Agus Jonatan Sabastyan Subekty.  Bersama putra sulungnya, Akbar Wardana, ia merasakan kehangatan dan keberkahan Ramadhan dalam naungan keimanan yang baru mereka peluk.

“Jujur, saya merasa bahagia sekali masuk Islam. Saya bisa menjalankan sholat dan berpuasa bersama keluarga. Tahun ini saya benar-benar merasakan nikmat dan berkah hidup,” ungkapnya penuh syukur.

Menurut pria kelahiran Malang ini mengungkapkan, menjalankan ibadah puasa bukan hanya sekadar kewajiban. Melainkan panggilan hati yang membuatnya ingin bersujud dengan ikhlas kepada Allah, bersama keluarga kecilnya.

Selama menjalani ibadah puasa, Agus, sapaan akrabnya ini mengaku, tidak menemui kesulitan yang berat. 

“Kami sekeluarga tidak ada masalah dalam menjalankan puasa karena semua ini kami jalani dengan dasar keikhlasan dan rasa syukur. Bagi kami, ini adalah bentuk nyata dari keimanan seorang Muslim,” tuturnya.

Meski baru memeluk Islam, pria asal Sawojajar, Malang ini tidak juga mengalami kendala dalam memahami tata cara puasa dan ibadah lainnya selama Ramadhan. Berasal dari lingkungan yang mayoritas Muslim, membuatnya sudah terbiasa dengan ajaran Islam.

“Sebenarnya, karena kami lahir dari keluarga Muslim, dasar-dasar serta tata cara ibadah sudah tidak asing bagi kami. Lingkungan juga sangat mendukung,” jelasnya.

Agus juga menegaskan bahwa anak-anaknya tidak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri.

"Anak-anak saya tidak mengalami masalah, karena sejak TK hingga SMK mereka telah mendapatkan pendidikan agama Islam," tambahnya.

Dari pengalaman menjalankan puasa ini, Agus belajar bahwa kesabaran dan keikhlasan adalah kunci utama. Bersama keluarganya, ia berusaha menjalani segalanya dengan penuh rasa syukur, meyakini bahwa semua ini merupakan wujud ridho serta rahmat Allah.

Ke depan, ia berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. “Harapan kami adalah bisa menjadi contoh atau teladan, dimulai dari diri sendiri," ujarnya. 

Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan spiritualnya adalah saat ia dan putra sulungnya, Akbar, mengucapkan syahadat di Masjid Al Akbar Surabaya.

Tidak hanya memeluk Islam seorang diri, Agus juga mengajak anaknya untuk bersama-sama masuk ke dalam agama yang ia yakini sebagai jalan kebenaran. Dengan hati yang penuh harapan dan keimanan, ia meneguhkan langkahnya untuk menjadi Muslim yang taat.

Agus juga merasa bersyukur dipertemukan dengan Kiagus Firdaus, CEO Ketik.co.id, yang membimbingnya dalam perjalanan spiritual ini.

Kiagus adalah sosok yang mengajaknya kembali ke jalan Allah, dan yakin bahwa semua itu merupakan rahmat-Nya yang luar biasa.

Dari kisah Agus ini membuktikan bahwa hidayah bisa datang dengan cara yang tak terduga. Saat hati telah terpanggil, segalanya akan dijalani dengan penuh keikhlasan. (*)

Tombol Google News

Tags:

Puasa Mualaf ramadhan bulan suci kisah menarik Berkah Ramadhan